Lomba Inovasi Daerah New Normal Kemendagri Tuai Apresiasi

Lomba ini bertujuan menstimulus kepala daerah agar kreatif, inovatif, serta mengutamakan keselamatan warganya dalam upaya pemulihan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2020, 20:09 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 17:15 WIB
kemendagri
Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menuai apresiasi publik. Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) melalui Sekretaris Eksekutif Varhan Abdul Aziz mengemukakan, lomba ini bertujuan ingin menstimulus kepala daerah agar kreatif, inovatif, serta mengutamakan keselamatan warganya dalam upaya pemulihan ekonomi secara bersamaan.

"IBSW mengapresiasi lomba ini karena tujuannya jelas menstimulus kepala daerah kreatif dan inovatif dengan tetap mengutamakan keselamatan warganya," ujar Varhan di Jakarta, Selasa (23/6/2020).

"Dari juara lomba, diharapkan daerah-daerah lain dapat mengadopsi langkah-langkah dari role model kota new normal tersebut," sambung Varhan.

Selain itu, lanjut dia, bagi para pemenang akan terpacu untuk menjaga kondisi tatanan normal baru seperti yang dipaparkan, namun untuk yang belum menang juga terpacu untuk memperbaikinya.

Apresiasi juga datang dari Jaringan Islam Kebangsaan (JIK). Koordinator Nasional JIK, Irfaan Sanoesi menengarai ada segelintir pihak yang salah paham perihal lomba yang digelar Kemendagri. Padahal, poin utama lomba ini adalah mencari kota percontohan untuk terciptanya gerakan nasional kebersamaan menuju adaptasi tatanan hidup baru.

"Ada pihak menyayangkan anggaran Rp 168 miliar digunakan hanya untuk sebuah lomba video. Padahal dengan menampilkan lomba dalam bentuk video pendek semua daerah bisa saling mencontoh, mengambil yang terbaik dari daerah lain," ujar Irfaan.

Mengetahui maksud atau perkataan seseorang maupun institusi, lanjut dia, mesti dilihat secara objektif, menyeluruh (komprehensif), dan teliti. Jika dibaca secara parsial, maka akan terjadi kesalahpahaman yang mendasar.

"Apalagi jika ada orang atau kelompok yang sengaja menciptakan kesalahpahaman (misleading/misunderstanding), perlu kecermatan mata dan kejernihan hati," tegas Irfaan.

Lomba tatanan adaptasi baru Kemendagri ini meliputi tujuh sektor kehidupan, yaitu pasar tradisional, pasar modern, hotel, restoran, tempat wisata, transportasi umum, tempat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Dia pun menilai sayembara ini berkat kecerdikan Mendagri Tito Karnavian. Dana insentif daerah memang disediakan oleh Kemenkeu guna membantu stimulus ekonomi setiap tahun. Namun dana insentif tersebut dimodifikasi oleh Tito Karnavian untuk memacu kepala daerah.

"Pak Tito orang cerdas dan berintegritas. Dalam hal sayembara ini, Kemendagri tetap melibatkan instansi seperti BPK dan DPRD dalam pengawasan dan mengutamakan prinsip transparansi serta akuntabilitas," pungkas Irfaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Dana Insentif Daerah

Peran Pemda menjadi sangat penting, karena 548 Pemda provinsi dan kabupaten/kota bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, Kemendagri bersama dengan Kemenkeu, Kemenkes, Gugus Tugas Covid-19, KemenPAN-RB, Kemenparekraf, Kemendag, dan BNPP berinisiatif membuat lomba antardaerah untuk membuat protokol kesehatan Covid-19.

Selain piagam penghargaan, para pemenang mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID). Untuk pemenang pertama, setiap kategori dan setiap klaster daerah diberikan DID sebesar Rp 3 miliar, pemenang kedua Rp 2 miliar, dan pemenang ketiga Rp 1 miliar.

Sehingga total 84 pemenang terdiri atas juara 1, 2, dan 3, pada 7 Sektor dan 4 klaster yakni Rp 168 miliar. Uang tersebut berasal dari Kementerian Keuangan dan ditransfer sebagai insentif untuk tambahan APBD daerah pemenang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya