MUI: Pancasila Tidak Menjadikan Indonesia Negara Sekuler atau Agama

Noor mengatakan, terbentuknya Pancasila memiliki proses yang tidak sederhana untuk menjadi dasar negara karena melewati proses tarik ulur antarsesama elemen bangsa untuk menjadi kesepakatan bersama.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 30 Jun 2020, 20:56 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 20:56 WIB
Pameran Lahirnya Pancasila
Pengunjung mengabadikan lambang Garuda di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (2/6). Pameran digelar dari 2 hingga 15 Juni 2017, sebagai rangkaian kegiatan hari kelahiran Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Noor Achmad mengatakan Pancasila tidak membentuk Indonesia menjadi negara agama ataupun sekular.

"Apa yang kita sepakati bersama melalui Pancasila, bukan menjadikan negara sekuler dan bukan negara berdasar agama," kata Noor dalam diskusi daring Inter Religious Council (IRC) Indonesia yang dipantau dari Jakarta, Selasa (30/6/2020). 

Menurut dia, terbentuknya Pancasila memiliki proses yang tidak sederhana untuk menjadi dasar negara karena melewati proses tarik ulur antarsesama elemen bangsa untuk menjadi kesepakatan bersama. 

Dia mengatakan Pancasila lahir dari nilai luhur Indonesia, bukan impor dari filsafat dunia yang berkembang, seperti sosialisme dan kapitalisme.

Untuk itu, kata dia, perlu dipertegas bahwa Pancasila sifatnya mengakomodir agama dalam berbangsa, tetapi tidak menjadikan negara berideologi agama tertentu.

Meski begitu, Pancasila tidak menjadikan Indonesia sebagai negara sekular yang memisahkan agama dari kenegaraan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pancasila sudah Final

Noor mengatakan Pancasila saat ini sudah final sehingga tidak perlu lagi dibenturkan konsep antara agama dan negara dalam dasar negara.

"Pancasila itu membuat perdebatan hubungan agama dan negara sudah selesai. Saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia (BPUPKI), perumusan Pancasila sudah selesai, sudah menjadi kesepakatan," ucap dia. 

"Artinya dengan tidak menerima Piagam Jakarta mengubahnya menjadi sila Ketuhanan YME mencerminkan di Indonesia tidak ada negara agama, sekaligus tidak sekular," Noor menandaskan 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya