Obat Covid-19 Buatan Unair Diklaim Bisa Bunuh Virus hingga 90 Persen

Obat Covid-19 yang belum diberi nama tersebut merupakan hasil penelitian Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama TNI Angkatan Darat (AD), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2020, 21:54 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 21:54 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga (Unair) Purwati mengklaim obat baru Covid-19 buatan Indonesia memiliki efektivitas tingkat kesembuhan yang tinggi bagi pasien Covid-19. Obat tersebut diyakini mampu membunuh virus mencapai 90 persen setelah diberikan kurun waktu 1-3 hari.

Obat Covid-19 yang belum diberi nama tersebut merupakan hasil penelitian Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama TNI Angkatan Darat (AD), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri.

"Efikasi obat tadi sudah kami paparkan. Untuk perbaikan klinis dalam 1 sampai 3 hari itu 90 persen," katanya dalam acara penyerahan hasil uji klinis fase 3 di Mabes AD, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2020).

Dia menyebut efektivitas obat ini diuji berdasarkan hasil pemeriksaan PCR. Bahkan dalam sejumlah kondisi, efektivitas obat ini bisa mencapai 98,9 persen yang artinya hampir seluruh virus bisa mati dalam waktu singkat.

Purwati memastikan obat tersebut telah melalui uji klinis. Untuk uji klinis tahap 4 dilakukan setelah obat dipasarkan secara masal.

"Jadi uji klinis itu 1, 2, 3 dan 4. Dan 4 itu pos marketing evaluation obat-obat yang sudah dapat ijin edar maka setelah itu dilakukan kajian. Jadi untuk memperoleh izin edar itu jenisnya sampai 3," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Efek Samping Obat

Selain itu, dia menyebut obat Covid-19 ini tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Kendati tak berbahaya, dia mengaku obat ini memiliki efek samping seperti obat lainnya.

"Setiap sesuatu obat pasti ada efek sampingnya. Setidaknya uji toksisitas dari kombinasi obat yang kita lakukan, maka di situ efek samping ditemukan tidak terlalu toksit," ujarnya.

Meski demikian, dia mengungkapkan, dosis obat ini lebih rendah dibanding tiga obat tunggal yang dikombinasikan oleh Unair. Kemudian hasil rekam jantung, liver, dan ginjal pasien selama tujuh hari terbilang aman.

"Alhamdulilah terjadi perbaikan daripada fungsi liver. Jadi relatif aman untuk digunakan," pungkas Purwati.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya