Ganjar Lunasi Janji Bantu Bangun Rumah Sutarno

Gurat bahagia tak dapat disembunyikan dari wajah Sutarno (50), warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten, saat bantuan material pembuatan rumah dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tiba.

oleh Reza diperbarui 16 Agu 2020, 18:54 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2020, 18:49 WIB
Pemprov Jateng
Gurat bahagia tak dapat disembunyikan dari wajah Sutarno (50), warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten, saat bantuan material pembuatan rumah dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tiba.

Liputan6.com, Jakarta Gurat bahagia tak dapat disembunyikan dari wajah Sutarno (50), warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten, saat bantuan material pembuatan rumah dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tiba. Tepat di saat HUT ke-70 Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (15/8/2020), janji orang nomor satu di Jawa Tengah itu terlunasi.

Ganjar sempat menginjakkan kaki di Girpasang, pada Idul Adha, Sabtu (1/8/2020) lalu. Ia berbagi daging kurban kepada warga lereng Gunung Merapi tersebut. Selain itu, ia juga menjanjikan akan membantu perbaikan rumah Sutarno.

"Pak Ganjar kala wingi rawuh teng gubug kula. Jagongan teng mriki ajeng mbantu kula. Niki jendelane didhuwurke nggih. (Kemarin Pak Ganjar ke rumah saya, bilang mau bantu perbaikan rumah saya. Ini jendelanya ditinggikan ya)," kenang Sutarno.

Bantuan dari Gubernur Jateng, didistribusikan melalui sebuah gondola melewati jurang berkedalaman 200 meter. Setelah sampai, di Dusun Girpasang, Sutarno lantas memanggul sak semen ukuran 50 kilogram di atas kepala menuju rumahnya.

Rumah Sutarno berada di wilayah paling utara Dusun Girpasang. Tepat berada di lereng Gunung (bukit) Bibi, yang dipercaya sebagai pelindung warga dikala erupsi Merapi.

Di kampung itu, hanya tinggal 12 kepala keluarga, dengan 37 jiwa penduduk. Untuk mencapai Girpasang, harus melewati ribuan anak tangga, yang dibuat menuruni tepian jurang berkedalaman sekitar 200 meter. Perlu waktu sekitar 15-30 menit mencapai perkampungan, tentu saja itu sesuai kondisi fisik.

Jika ditempuh dari pusat Kabupaten Klaten, jaraknya lebih kurang 20 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Ini karena, kondisi jalan yang dilalui membuat perjalanan acapkali terhenti karena berpapasan dengan truk pengangkut pasir.

Bekerja serabutan, rumah pria beranak dua ini sangat sederhana. Bersama istrinya Waginem, total ada enam orang, berikut anak mantu dan cucu dari anak pertamanya, yang mendiami rumah sekira 7x10 meter itu.

Dinding rumah Sutarno terbuat dari anyaman bambu. Sementara lantainya masih tanah. Di rumahnya, tidak ada ranjang. Yang adalah adalah lincak (bangku besar anyaman bambu) yang diberi alas untuk tidur.

Di belakang, ada dapur sederhana dengan tungku untuk memasak. Sutarno berencana untuk membangun rumahnya menggunakan batako.

"Niki mangkih kula pindah samping. Lha griya kula niki, kula kanggekaken mendha. (Rumah saya yang baru nanti di pekarangan sebelah rumah. Rumah lama saya untuk beternak)," paparnya.

Tidak hanya bantuan material, namun juga uang sebesar Rp12 juta dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng diterima langsung oleh Sutarno, Ngatiyem dan Darmo Suwito. Ketiganya warga Dusun Girpasang, yang rumahnya masih sangat sederhana berlantai tanah, berdinding bambu.

Sutarno mengaku untuk membangun rumah, ia telah mengumpulkan dana sekitar Rp40 juta. Dengan bantuan itu, ia merasa terbantu karena dapat mengurangi bebannya.

"Maturnuwun Pak Ganjar bantuannya cepet. Niki badhe kula damel griya. Sebab kula tiyang bodo, nek nylewengke ndak kenging jebak. (Terima kasih bantuannya cepat. Bantuan ini akan saya buat membangun rumah. Saya orang bodoh, jadi tidak berani menyelewengkan bantuan, takutnya kena salah)," ungkap Sutarno.

Penerima bantuan gubernur lainnya, Ngatiyem, mengaku senang dengan bantuan yang telah diterimanya. Ia berharap dapat memperbaiki rumahnya segera.

"Kula remen pikantuk bantuan. Mangkih kula nek mbangun griya kula nyambat sedherek-sedherek (Saya senang mendapat bantuan. Nanti kalau saya membangun rumah, akan minta bantuan keluarga)," tuturnya.

Kepala Desa Tegalmulyo Sutarno mengucapkan terima kasih atas bantuan kepada warganya. Ia menyebut, bantuan rumah tak layak huni dari provinsi, sangat bermanfaat.

"Setiap tahun pasti ada bantuan dari provinsi. Tahun ini ada tiga yang dibantu, selain dari Bank Dunia," ucapnya.

Perwakilan Baznas Jawa Tengah Chandra Eka Sakti menyebutkan, bantuan yang diserahkan kepada warga bersifat stimulan. Dengan bantuan itu, masyarakat diminta untuk menggerakkan sistem gotong royong agar meringankan biaya pembuatan.

"Kami di sini untuk menyerahkan bantuan dari gubernur bagi warga Girpasang. Jumlah bantuan tadi per rumah Rp12 juta. Di kampung ini ada tiga orang yang dibantu. Kalau total di Jateng ada 88 orang," pungkas Chandra.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya