Anies Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Baru Barat

Anies kemudian langsung memimpin apel kesiapan dalam rangka tanggap bencana banjir bersama seluruh elemen Forkopimda, di Mapolda Metro Jaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2020, 21:07 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 20:56 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan mengembalikan kebijakan PSBB seperti awal. (Istimewa)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan mengembalikan kebijakan PSBB seperti awal. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pengerukan lumpur oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) di Kali Baru Barat segmen Jalan Dr Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan. Pengerukan yang masuk dalam program gerebek lumpur ini dimulai dari persimpangan Jalan Casablanca hingga Jalan Minangkabau.

Anies, yang tiba di Kali Baru Barat pada pukul 06.45 WIB menyampaikan apresiasi kepada para jajaran yang saling bekerja sama dan berkolaborasi untuk mewujudkan hasil yang maksimal di lapangan.

"Saya sampaikan apresiasi atas kerja keras dan kerja sama yang sangat penting dalam rangka pengendalian banjir di Jakarta," ucap Anies, Rabu (30/9/2020).

Usai meninjau kesiapan gerebek lumpur di Kali Baru Barat, Anies langsung memimpin apel kesiapan dalam rangka tanggap bencana banjir bersama seluruh elemen Forkopimda, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Peninjauan kegiatan gerebek lumpur kemudian dilanjutkan oleh Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria pada pukul 08.30 WIB, bersama seluruh jajaran, Wali kota Jakarta Selatan Marullah Matali, Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan Mustajab serta bersama camat dan lurah setempat.

Dalam tinjauannya, Riza menyatakan, Kali Baru Barat merupakan salah satu sungai di Jakarta yang berperan penting dan aktif sebagai pengendali banjir untuk menampung air di musim penghujan. Karena itu, pengerukan dilakukan agar daya tampung kapasitas sungai menjadi lebih besar, sebab sedimen lumpur sudah dikeruk.

"Hari ini kami meninjau, tadi Pak Gubernur juga meninjau program Gerebek Lumpur, dan ini sudah dilakukan beberapa pekan sebelumnya. Salah satu tujuannya adalah kami ingin memastikan supaya sungai, danau, situ dan tempat lain penampungan air bisa menampung lebih banyak lagi air," kata dia.

"Setiap tahun debit hujan itu airnya akan terus meningkat. Itu artinya kita juga harus menyiapkan ruang/tempat aliran air itu harus lebih besar lagi," jelas Riza.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gerebek lumpur

Cegah Sedimentasi, Endapan di Sungai Ciliwung Dikeruk
Eksavator amphibi digunakan untuk melakukan proses pengerukan endapan tanah di aliran Sungai Ciliwung, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Pengerukan endapan ini untuk memperlancar aliran air Sungai Ciliwung serta upaya pencegahan banjir saat musim hujan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Gerebek lumpur merupakan kegiatan pengerukan lumpur yang dilakukan secara masif di danau, sungai, waduk di seluruh wilayah Jakarta. Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi proses pendangkalan dengan mengerahkan alat berat berskala hingga tiga kali lipat dari kapasitas biasanya.

Di Kali Baru Barat sendiri telah dikerahkan tujuh unit alat berat, dari yang biasanya dipakai hanya dua unit alat berat. Pengerahan alat berat dalam skala 3 tiga kali lipat lebih banyak ini bertujuan agar proses pengerukan berlangsung lebih cepat dari waktu normal.

"Jadi lumpurnya, tanahnya, sampahnya kita keruk, kita bersihkan, nanti kita kirim ke Ancol. Kemudian yang kedua, airnya juga. Nanti programnya seperti yang disampaikan Pak Wali Kota, nanti juga disedot, dialirkan. Sehingga kalau tanah lumpurnya diambil, ruangnya lebih luas besar lagi dan airnya dipindahkan. Sehingga kosong nanti sungai situ danau; (dan) ketika nanti musim hujan banjir dia dapat menampung air," terang Riza Patria.

Kali Baru Barat telah mengalami pendangkalan hampir 2 meter dan beberapa kali terjadi genangan saat musim penghujan. Pengerukan Kali Baru Barat segmen Jl. Minangkabau s.d Jl. Gatot Subroto telah dilakukan sejak tanggal 3 Juni 2020 hingga 31 Agustus 2020.

Sedangkan pengerukan Kali Baru Barat segmen Jl. Dr. Saharjo Kec. Setiabudi berlangsung sejak tanggal 1 September hingga sekarang. Dengan pengerahan alat berat 3 kali lipat, diharapkan pengerjaan pengerukan lumpur selesai lebih cepat, sehingga bisa beralih ke pengerukan wilayah lain.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya