Relawan Satgas Covid-19: Semua Pihak di Aksi Demo Harus Patuhi Protokol Kesehatan

Andre mengatakan, tim relawan Covid-19 siap bekerjasama dengan aparat untuk melakukan pengetesan massal terhadap massa aksi dan aparat untuk menghindari terjadinya klaster baru.

oleh Mevi Linawati diperbarui 10 Okt 2020, 06:36 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 06:35 WIB
Relawan
Di Graha BNPB, Jakarta (2/4/2020), Ketua Relawan Covid-19 Andre Rahadian menyampaikan, data yang masuk per tanggal 1 April 2020 pukul 17.00 WIB ada 15.250 relawan. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Koordinator Relawan Satgas Covid-19 Andre Rahadian meminta semua pihak yang terlibat aksi demonstrasi massa Omnibus Law, baik itu massa aksi maupun aparat keamanan mematuhi protokol kesehatan agar penyebaran Covid-19 tidak melonjak tajam.

"Lepas dari persoalan pro kontra, lepas pula dari persoalan substansial yang ada dalam UU Cipta Kerja, saya mengkhawatirkan situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda bangsa kita," kata Ketua Tim Koordinator Relawan Satgas Covid-19 Andre Rahadian, di Jakarta, Jumat 9 Oktober 2020, seperti dilansir Antara.

Andre mengatakan, selama dia bergabung dalam Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bersama banyak elemen masyarakat, kegiatan demonstrasi massa ini lah yang paling mengkhawatirkan karena banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Kondisi ini adalah ladang subur penyebaran Covid-19, utamanya melalui droplet.

"Kami hanya dapat berdoa semoga semua demonstran dan aparat dalam keadaan imun tubuhnya baik. Jika ada yang lemah, saya pastikan akan sangat mudah terpapar Covid-19," ujar Andre yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni UI (ILUNI).

Andre mengerti bahwa ada pesan yang harus disampaikan oleh peserta aksi, namun di tengah kondisi pandemi ini harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

"Imbauan saya, tolong tetap memakai masker. Itu yang paling utama, jika menjaga jarak menjadi sesuatu yang sulit dihindarkan. Lebih baik lagi jika selalu sadar posisi dalam kerumunan untuk menjaga jarak," tegas Andre.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Siap gelar tes massal

Demo Bandung
Aksi massa menolak omnibus law UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jabar berakhir ricuh, Rabu (7/10/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Andre menyerukan kepada aparat yang bertugas di lapangan untuk bisa menjadi contoh bersama-sama mematuhi protokol kesehatan. Kadang kondisi lapangan mengharuskan dilakukannya penegakan hukum untuk menertibkan aksi, namun protokol kesehatan tak boleh diabaikan.

"Terutama ketika melakukan aksi penangkapan terhadap para demonstran. Tolong, janganlah para demonstran 'ditumpuk' dikumpulkan berdesak-desakan. Ingat. Sekali lagi ingat, virus Corona belum hilang. Ia masih menjadi ancaman serius yang sewaktu-waktu bisa menyerang siapa saja yang abai terhadap protokol kesehatan. Kita tidak ingin semuanya akhirnya habis terpapar corona," ujarnya.

Andre mengatakan, tim relawan siap bekerjasama dengan aparat untuk melakukan pengetesan massal terhadap massa aksi maupun aparat untuk menghindari terjadinya klaster baru di banyak daerah yang melakukan demonstrasi.

Para relawan sangat khawatir kondisi pandemi semakin memburuk dan korban semakin meningkat karena selama ini sudah melewatinya dengan penuh emosional.

"Kami mengawal pasien yang terpapar Corona dengan armada ambulans. Ada kalanya, kami terhibur ketika mereka sembuh dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga. Tak jarang, kami ikut berduka ketika korban yang coba kami bantu, akhirnya meninggal dunia," tandas Andre.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya