Survei Indikator: 55 Persen Responden Menilai Ekonomi Indonesia Buruk

Burhanuddin menuturkan bahwa persepsi buruk, berasal dari masyarakat berpendidikan tinggi yakni, SMA dan kuliah.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 18 Okt 2020, 16:59 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2020, 16:53 WIB
Ilustrasi pembangunan era Jokowi
Ilustrasi pembangunan di era Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut, sebanyak 55 persen masyarakat menilai bahwa kondisi ekonomi Tanah Air saat ini buruk. Menurut dia, buruknya kondisi ekonomi Indonesia sebenarnya sudah mulai terjadi pada Mei 2020 atau saat virus Covid-19 mewabah.

Hal ini disampaikan Burhanuddin dalam konferensi pers Rilis Survei Nasional tentang Mitigasi Dampak Covid-19. Survei digelar pada 24-30 September 2020.

"Per September 2020, mereka yang mengatakan Indonesia buruk itu sangat besar. Bahkan total mencapai 65 persen yang mengatakan buruk dan sangat buruk," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (18/10/2020).

Dia mengatakan bahwa Indikator pernah melakukan survei tatap muka dengan responden pada Februari 2020, sebelum virus corona masuk ke Indonesia. Hasilnya, hanya 24 persen responden yang menyebutkan kondisi ekonomi nasional buruk.

"Di bulan Mei melonjak menjadi 81 persen. Sementara yang menyatakan baik turun drastis. Ini kondisi ekonomi terburuk sejak 2004," ucapnya.

Burhanuddin menuturkan bahwa persepsi buruk, berasal dari masyarakat berpendidikan tinggi yakni, SMA dan kuliah. Mereka yang menyatakan ekonomi nasional buruk paling besar dari wilayah DKI Jakarta yaitu 87,4 persen.

"Warga Jakarta cenderung mengatakan bahwa ekonomi nasional buruk sekali ketimbang wilayah lain, meskipun yang lain juga buruk di atas 50 persen. Tetapi tidak seburuk persepsi ekonomi nasional menurut warga Jakarta," jelas dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Wawancara 1.200 Responden

Sebagai informasi, survei menggunakan kontak telepon kepada responden karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan asumsi simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.614 data. Sedangkan, yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya