Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Andalkan Dana Pinjaman Pemerintah Pusat

Penanggulangan banjir Jakarta meliputi pengerukan lumpur, pengadaan pompa air, hingga pembebasan lahan. Dia menyatakan dana untuk penanggulangan banjir mencapai Rp 1 triliun.

oleh Aribowo SuprayogiIka Defianti diperbarui 22 Okt 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 18:45 WIB
wagub
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan anggaran penanggulangan banjir di Jakarta akan menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Penanggulangan itu meliputi  pengerukan lumpur, pengadaan pompa air, hingga pembebasan lahan. Dia menyatakan dana untuk penanggulangan banjir mencapai Rp 1 triliun.

"Yang saya tahu, itu (Rp 1 triliun) digunakan untuk di antaranya program pengerukan sampah, program drainase vertikal, program pompa, kemudian juga program pembebasan lahan," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2020).

Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi menyatakan pihaknya telah menganggarkan ratusan milliar untuk pembebasan lahan dalam pengendalian banjir Ibu Kota. 

Dudi menyatakan anggaran tersebut menggunakan dana pinjaman PEN yang diberikan oleh pemerintah pusat. 

"Sebesar Rp 780 miliar, (sisa dana digunakan) untuk pengadaan pompa, ada untuk pencatatan curah hujan, alat ukur debit air, perbaikan pompa," ucapnya. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Peringatan Cuaca Ekstrem BMKG

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan imbauan peningkatan kewaspadaan masyarakat, terkait potensi cuaca ekstrem dalam waktu sepekan mendatang. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, pihaknya telah merilis informasi yang menyatakan, saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).

"Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5 Celcius hingga -1.5 Celcius selama tujuh dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat," ujar Guwanto, Minggu, (18/10/2020).

Guswanto mengatakan dampaknya ke cuaca di Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah.

Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya