Doni Monardo Minta Pelindung Alami Tsunami di Nusakambangan Dirawat dengan Baik

Pulau Nusakambangan menjadi benteng bagi wilayah Cilacap ketika terjadi gempa bumi yang memicu peristiwa Tsunami Pangandaran 2006 silam.

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Des 2020, 11:06 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 11:06 WIB
doni
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat mengunjungi kawasan konservasi alam yang berada di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (4/12/2020). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengunjungi kawasan konservasi alam yang berada di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (4/12/2020).

Pada kunjungan tersebut, Doni ingin memastikan bahwa beberapa jenis tanaman yang dapat menjadi pondasi alami dari adanya potensi tsunami dari selatan Jawa tersebut terjaga dan berfungsi dengan baik. Sebab, keberadaan Pulau Nusakambangan hingga saat ini sangat strategis sebagai pelindung bagi keselamatan warga di Cilacap.

"Bagian selatan Nusakambangan ini harus betul-betul dalam posisi perawatan yang optimal. Karena Nusakambangan ini adalah barrier bagi keselamatan warga di Cilacap, dengan jumlah penduduk dua juta orang," jelas Doni.

Menurut hasil penelitian dan kajian lebih lanjut, menurut Doni Pulau Nusakambangan menjadi benteng bagi wilayah Cilacap ketika terjadi gempa bumi yang memicu peristiwa Tsunami Pangandaran 2006 silam.

Padahal, berdasarkan hasil catatan ilmiah dari berbagai pakar, gelombang tsunami yang menghantam wilayah Nusakambangan pada waktu itu mencapai ketinggian antara 15 sampai 22 meter.

"Kalau tidak ada Pulau Nusakambangan, maka pada tahun 2006 yang lalu, mungkin sebagian besar kawasan di Cilacap yang penduduknya termasuk paling padat itu akan terdampak," kata Doni.

Doni menambahkan, kendati pusat episentrum berada di Pangandaran, ternyata juga menimbulkan kerusakan di bagian selatan Nusakambangan. Ada beberapa vegetasi alami di sana yang hancur setelah diterjang gelombang tsunami.

"Tsunami 2006 yang pusat episentrumnya di Pangandaran, ternyata juga menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit di bagian selatan Nusakambangan," jelas Doni.

Melihat adanya potensi ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut, Doni meminta agar seluruh komponen pemerintah daerah adminsitrasi Cilacap supaya dapat membuat kebijakan yang merujuk kepada pelestarian alam dan lingkungan sebagai upaya mitigasi bencana berbasis ekosistem.

Apabila kawasan konservasi beralih fungsi, maka hal itu dapat menimbulkan permasalahan bagi keselamatan warga di wilayah selatan Cilacap dengan jumlah penduduk yang sangat padat.

"Ketika kawasan-kawasan konservasi ini beralih fungsi, ini yang kita khawatirkan akan bisa menimbulkan persoalan bagi keselamatan warga di wilayah Cilacap. Karena wilayah Cilacap ternyata penduduknya sangat padat, jelas Doni.

Di samping menjaga kawasan konservasi, Doni juga menaruh perhatian agar kemudian program pemulihan ekosistem sebagai upaya mitigasi bencana tersebut juga dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jadi Tempat Penelitian

Dia juga menilai bahwa apabila kawasan konservasi alam Nusakambangan dapat dijaga dengan baik, maka hal itu dapat menjadi tempat untuk penelitian lebih lanjut tentang keseimbangan alam dan pemberdayaan ekonomi.

"Bagaimana ke depan, program untuk pemulihan ekosistem ini nanti bisa digerakkan oleh BNPB agar bisa memberikan efek ekonomi bagi masyarakat," jelas Doni.

"Karena ini bisa dijadikan tempat pembelajaran," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya