AHY soal Kudeta Demokrat: Presiden Jokowi Tak Tahu soal Keterlibatan Bawahannya

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui, Presiden Jokowi tak tahu menahu soal keterlibatan bawahannya dalam dugaan kudeta internal partainya.

oleh Yopi Makdori diperbarui 17 Feb 2021, 21:58 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 21:58 WIB
Terpilih Aklamasi, AHY Gantikan SBY Jadi Ketum Demokrat
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyapa para kader usai terpilih secara aklamasi saat Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak tahu menahu soal keterlibatan bawahannya dalam dugaan kudeta internal partai berlambang bintang mercy tersebut.

"Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat) untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY dalam keterangan tulisnya, Jakarta, Rabu (17/2/2021).

Putra Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengatakan, hubungan ayahnya dengan Jokowi cukup baik. Menurut dia, kelompok itu berusaha menanamkan benih permusuhan di hubungan keduanya dalam isu kudeta Demokrat.

"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," ujar AHY.

Sebelumnya, nama Presiden Jokowi sempat terseret dalam isu kudeta internal Partai Demokrat. Saat itu, AHY menyatakan adanya upaya kudeta Ketum Demokrat yang berasal dari lingkar Presiden Jokowi atau istana.

Dia mengungkapkan gerakan ini tidak hanya melibatkan internal Demokrat, tetapi juga pejabat di lingkaran pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY dalam jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Senin 1 Februari 2021.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kesaksian Kader

AHY menegaskan, mendapatkan informasi ini dari sejumlah kader Demokrat yang memberikan kesaksian mulai dari tingkat pusat hingga cabang.

"Kami memandang perlu dan penting untuk memberi pandangan resmi yaitu tentang adanya gerakan politik pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, ini menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan," kata AHY.

Bahkan, dia mengklaim gerakan pelengseran tersebut juga mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.

"Gerakan ini juga dikatakan sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi," jelas AHY.

Bantahan Moeldoko

Pada hari yang sama, nama Moeldoko pun muncul. Nama Moeldoko muncul dari Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

Dia mengungkap sosok di balik lingkaran Presiden Joko Widodo yang diduga ingin mengkudeta Agus Yudhoyono dari kursi ketua umum Partai Demokrat. Menurut Herzaky, sosok tersebut adalah Moeldoko yang kini menjabat sebagai kepala staf kepresidenan (KSP).

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko," tulis Herzaky dalam siaran pers resmi diterima, Senin (1/2/2021).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah tudingan ingin mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat. Moeldoko menduga tudingan tersebut muncul setelah beredarnya foto-foto dirinya bersama sejumlah orang.

"Munculah isu dan seterusnya mungkin dasarnya foto-foto ya, ada dari Indonesia Timur dari mana-mana datang ke sini kan ingin foto sama gue, sama saya. Ya terima saja, apa susahnnya," ujar Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Dia mengatakan selalu terbuka kepada tamu-tamu yang ingin bertemu termasuk ketika di rumah. Dia tak menyebutkan siapa saja tamu yang datang, namun mereka menceritakan soal persoalan di Partai Demokrat.

"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga enggak ngerti," ucapnya.

"Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya yaudah dengerin aja," sambung Moeldoko.

Dari sanalah, dia menilai isu dirinya ingin mengambilalih Parti Demokrat muncul. Moeldoko mengaku tak mau ambil pusing dengan isu kudeta tersebut.

"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan itu ya silakan saja. Saya tidak keberatan," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya