Menko Luhut Minta Pasokan Oksigen Industri Dialihkan untuk Medis

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pasokan oksigen untuk industri dialihkan untuk memenuhi kebutuhan medis.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 04 Jul 2021, 17:08 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 17:08 WIB
Imbas kasus COVID-19 Melonjak, Permintaan Pengisian Tabung Oksigen Meningkat
Pembeli mengantre dengan membawa tabung di tempat pengisian Oxygen Medical di Jalan Minang Kabau, Jakarta, Senin (28/6/2021). Permintaan pengisian oksigen di agen tabung oksigen di Jakarta alami peningkatan seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi dalam satu pekan terakhir. (Liputan6.com/Faizal

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pasokan oksigen untuk industri dialihkan untuk memenuhi kebutuhan medis. Permintaan oksigen untuk keperluan medis, belakangan melonjak seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19.

Luhut mengatakan, selama masa pandemi ini, terjadi lonjakan kebutuhan oksigen pada sektor medis, dengan kebutuhan setiap harinya mencapai 800 ton per hari.

"Oleh karena itu, kita perlu memanfaatkan sektor oksigen untuk industri," kata Luhut soal oksigen di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu (4/7/2021).

Pemerintah mencatat, saat ini, terdapat cadangan produksi oksigen sebesar 225 ribu ton per tahun yang dapat dimanfaatkan. Apabila jumlah ini dinilai kurang, pasokan oksigen untuk industri dapat dialihkan untuk kebutuhan medis.

Peraturan penggunaan produk dalam negeri juga menjadi perhatian Luhut.

"Setiap kementerian dan lembaga wajib menggunakan PDN (Produk Dalam Negeri) dan impor dapat dilakukan jika barang tersebut masih belum diproduksi di dalam negeri dan volumenya tidak mampu memenuhi kebutuhan," ungkap Luhut.

Menurut dia, kebijakan tersebut dilakukan untuk menjadi stimulus perputaran ekonomi serta penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sejumlah Langkah Penanganan Pandemi

Sementara itu, Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan dengan melonjaknya penyebaran kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Juni 2021, diperlukan adanya optimalisasi berbagai kebijakan untuk menekan laju angka kenaikan.

Salah satunya melalui optimalisasi rantai suplai dan distribusi bagi obat-obatan dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan, khususnya pada produk dengan jumlah permintaan yang tinggi," katanya.

Jodi menuturkan Menko Kemaritiman dan Investasi telah meminta Kementerian Kesehatan membantu Tim Satgas Covid-19 dalam hal pemenuhan suplai farmasi dan alat kesehatan untuk tiap provinsi.

Luhut juga meminta Kejaksaan dan BPKP agar ikut mengawasi program percepatan pengadaan produk farmasi dan alat kesehatan pada masa PPKM Darurat.

Selain itu, Luhut yang bertindak sebagai Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu memberi arahan agar Menteri Kesehatan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian, LKPP, dan BPOM untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan nasional melalui industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri pada masa PPKM Darurat.

Kementerian Perindustrian juga diminta mengatur produsen oksigen untuk mengalokasikan 90 persen produksi oksigennya untuk kebutuhan medis di Pulau Jawa dan Bali.

"Arahan-arahan yang disampaikan oleh Pak Menko Luhut ini semua dalam rangka memastikan pemenuhan kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan selama pandemi Covid-19, dan kemandirian nasional khususnya pada produk-produk dengan jumlah permintaan yang tinggi," tutup Jodi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya