KSP Kawal Impor Obat untuk Penanganan Covid-19

Kantor Staf Presiden (KSP) mengawal proses pengadaan impor bahan baku obat dan obat-obatan Covid-19. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dan mempercepat distribusi obat-obatan untuk pasien Covid-19.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 30 Jul 2021, 09:42 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 09:42 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai mengisi acara di Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) mengawal proses pengadaan impor bahan baku obat dan obat-obatan Covid-19. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dan mempercepat distribusi obat-obatan untuk pasien Covid-19.

“Saya sudah memantau dan melihat ada beberapa isu. Mulai dari kelangkaan obat impor, persoalan transportasi karena terbatasnya kargo, dan clearance atau pemeriksaan bea cukai yang butuh waktu lama, 7 sampai 10 hari,” ujar Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dalam keterangannya, Jumat (30/7/2021).

Ia mengaku sudah menyampaikan berbagai permasalahan tersebut dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu pihaknya menggelar rapat koordinasi untuk meminta informasi terkait pengadaan obat-obatan penanganan Covid-19.

“Permasalahan sudah saya sampaikan di rapat terbatas. Untuk transportasi nanti ada dukungan dari TNI, kemudian masalah clearance bea cukai harus dipercepat. Kami butuh informasi detail terkait apa yang mau diimpor, berapa besarnya, dan jenisnya apa saja. Sehingga bisa terakomodasi dengan baik dan segera kita percepat prosesnya,” ungkap Moeldoko.

Moeldoko menyatakan bahwa Pemerintah telah mendengar dan memantau isu ini sehingga akan memfasilitasi transportasi obat-obatan dan alat kesehatan dari luar negeri. Namun, ia mengingatkan semua pihak untuk tidak memanfaatkan kemudahan ini demi keuntungan pribadi.

“Dengan adanya fasilitas kemudahan ini, silakan manfaatkan dengan sebaiknya karena kita ingin ketersediaan obat segera terpenuhi. Tapi kemudahaan ini jangan dimanfaatkan kepentingan pribadi. Urusannya dengan saya nanti,” tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kebutuhan Obat Covid-19

Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan hingga saat ini ada beberapa kebutuhan obat dalam penanganan Covid-19.

“Kalau kita lihat saat ini masih ada kebutuhan obat. Contohnya adalah Remdesivir, dan Intravenous Immunoglobulin IVIG. Namun kami sudah berkoordinasi dengan industri obat dan kedutaan-kedutaan di luar negeri untuk mendapatkan pasokan,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan untuk stok Intravenous Immunoglobulin akan dipasok lewat Iran, namun prosesnya pengirimannya kemungkinan akhir Agustus. Sementara Remdesivir akan didatangkan dari India, Mesir dan Bangladesh.

“Sebenarnya rata-rata dari industri farmasi sudah punya jadwal penerbangan dan punya bea cukai masing-masing negara. Tapi ada kesulitan transportasi untuk mengambilnya. Sementara itu ada contoh lain seperti PT Kalbe Farma yang bisa memproduksi Favipiravir tapi bahan bakunya masih harus diimpor dari China,” jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya