WNA di Indonesia Positif Covid-19 Bertambah 15 Jadi 4.746 Orang, Jumat 20 Agustus 2021

Warga negara asing (WNA) di Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 15 orang menjadi 4.746 orang pada Jumat (20/8/2021).

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Agu 2021, 10:02 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 10:02 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Warga negara asing (WNA) di Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 15 orang menjadi 4.746 orang pada Jumat (20/8/2021). Pada Kamis kemarin, tercatat 4.731 WNA di Indonesia positif Covid-19.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui covid19.go.id, ada 4.379 orang di antaranya sudah sembuh dan 31 WNA meninggal dunia.

WNA yang sembuh dari Covid-19 bertambah 49 dari data sebelumnya, sedangkan kasus kematian tetap.

Kementerian Kesehatan juga mencatat, 336 WNA masih menjalani perawatan akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2 itu, menurun 34 orang dari data kemarin.

Sementara itu, 716 WNA pernah kontak erat dengan pasien Covid-19 dan 413 telah direpatriasi atau dikembalikan ke negara asalnya terkait Covid-19.

 

Ubah Strategi

Data Kementerian Kesehatan 19 Agustus 2021, total orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 3.930.300 orang. Dari jumlah tersebut, 3.472.915 orang di antaranya sudah sembuh, 334.752 masih dirawat dan 122.633 meninggal dunia.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito mengatakan pemerintah akan mengubah penanganan menjadi pengendalian Covid-19. Perubahan strategi ini bertujuan untuk menjadikan pandemi sebagai endemi Covid-19.

"Jadi arahnya itu mengubah pandemi menjadi endemi," kata Ganip dalam Rapat Koordinasi Penguatan Penanganan Covid-19 di Bali yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (19/8/2021).

Dia menjelaskan, keputusan pemerintah ingin mengubah penanganan menjadi pengendalian karena Covid-19 tak bisa dipastikan kapan berakhir. Justru, kasus Covid-19 terus bertambah diikuti dengan varian barunya.

"Kita tidak akan bisa sepenuhnya menghapus Covid-19 dalam waktu singkat, karena tidak ada satu ahli pun yang bisa menjamin kapan Covid-19 ini berakhir," ujarnya.

Jika pemerintah mengubah penanganan menjadi pengendalian Covid-19, masyarakat bisa lebih produktif dan aman. Meskipun masyarakat harus hidup berdampingan dengan Covid-19.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya