Peneliti LIPI Periksa Kesehatan 185 Pohon di Kebun Raya Bogor

Pengecekan menggunakan alat canggih buatan Jerman ini untuk mengetahui persentase kelapukan atau pengeroposan pada pohon koleksi Kebun Raya Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 05 Okt 2021, 19:46 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2021, 19:46 WIB
FOTO: Hore, Kebun Raya Bogor Kembali Dibuka
Pengunjung bersepeda di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Kebun Raya Bogor menerapkan pemesanan tiket secara daring serta kapasitas pengunjung dibatasi hanya 50 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ratusan pohon besar di dalam kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat dilakukan pemeriksaan untuk mengantisipasinya terjadinya pohon tumbang saat kondisi cuaca ekstrim di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat dan metode khusus oleh para peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Koordinator tim analis kesehatan pohon dan peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Rizmoon Nurul Zulkarnen, mengatakan untuk mendeteksi kesehatan dan kondisi pohon di Kebun Raya Bogor menggunakan metode visual dengan riset Arboriculture.

"Dalam kasus tertentu kami menggunakan metode FHM atau Forest Health Monitoring. Kedua metode itu esensinya sama, untuk mendeskripsikan kerusakan yang terjadi pada akar, batang, dan tajuk percabangan," kata Rizmoon, Selasa (5/10//2021).

Selain menggunakan metode visual, peneliti juga menggunakan alat bernama Picus Sonic Tomograph. Pengecekan menggunakan alat canggih buatan Jerman ini untuk mengetahui persentase kelapukan atau pengeroposan pada pohon koleksi Kebun Raya Bogor.

"Sampai dengan triwulan ketiga tahun 2021 ini sudah ada 185 pohon di Kebun Raya Bogor sudah dicek kesehatanya," ucap Rizmoon.

Rizzmon menyebutkan ada lima zona di areal Kebun Raya Bogor yang harus dihindari oleh pengunjung. Lima lokasi itu adalah Jalan Astrid, Jalan Kenari 1, Jalan Kenari 2, sekitar kantor KRB, dan dekat Griya Anggrek.

"Kita pasang pembatas di lima zona tersebut, agar pengunjung tidak mendekati lokasi itu atau menggelar acara di tempat tersebut, " kata dia.

Dari hasil pengecekan kesehatan pohon tersebut pihaknya telah memberikan sejumlah rekomendasi terkait penanganan selanjutnya. Selain pemangkasan ranting dan pemotongan batang juga dilakukan penebangan total.

"Sebenarnya tindakan (penebangan) sangat dihindari karena ada kepentingan konservasi yang lebih utama. Tapi, demi aspek keselamatan nyawa maka tindakan pemangkasan berat dengan menyisakan 4-6 meter batang utama atau tebang habis akan dilakukan," ujarnya.

Rekomendasi lainnya adalah memperbanyak atau mengganti koleksi tumbuhan tersebut agar Kebun Raya tidak kehilangan materil koleksi. Dengan pertimbangan rekomendasi melihat objek tumbuhannya, bagaimana status konservasi dan koleksinya di kebun raya.

"Lokasi tumbuhnya pohon juga menjadi pertimbangan dalam memberikan rekomendasi. Jika lokasi tumbuhan sangat jauh di dalam dan jarang dilewati/dikunjungi oleh pengunjung, " kata dia.

Dalam memberikan rekomendasi, pihaknya juga meminta pertimbangan kepada tim kurator koleksi. Tim kurator ini merupakan para peneliti senior di kebun raya.

"Mereka notabenenya lebih paham dan mengerti kondisi koleksi tumbuhan kebun raya, " kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Daya Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor merupakan hutan kota yang berada di tengah-tengah kota Bogor dan menjadi kawasan konservasi ex-situ memiliki potensi kekayaan tumbuhan koleksi yang cukup menarik.

Kebun Raya Bogor memiliki koleksi 222 famili, 1.259 marga, 3.423 jenis, 13.563 spesimen yang ditanam di atas areal kebun seluas 87 hektar.

Adanya polusi udara, aktivitas manusia dan faktor biologi serta usia pohon-pohon di Kebun Raya Bogor yang makin meningkat diduga mengakibatkan penurunan kualitas pohon di kawasan itu.

Penurunan kualitas juga dapat dilihat dari tingkat kerusakan pada pohon-pohon penyusunnya. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya penyakit, serangga hama, gulma, api cuaca, satwa maupun akibat kegiatan manusia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya