Peringati Hari Santri, Gerindra Safari ke Pondok Pesantren di Jawa Timur

Muzani menilai perjuangan para ulama dan santri penting untuk diperingati karena kesiapsiagaan dalam membela negara ternyata telah teruji oleh sejarah.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2021, 20:34 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2021, 20:34 WIB
Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani
Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani. (Dok Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani ikut memperingati perayaan Hari Santri 2021 dengan menyambangi sejumah pondok pesantrendi Jawa Timur, Kamis (21/10/2021). 

Pondok Pesantren yang dikunjungi yaitu Pesantren Sidogiri Pasuruan Kiai Fuad Nur Hasan dan Abdullah Siradj, Pesantren Zainul Hasan Genggong Pasuruan, yang diasuh oleh KH Hasan Mutawakkil, dan Ponpes Walisongo pimpinan KH Muhammad Cholil As'ad, Situbondo. 

"Hari Santri adalah peringatan dikeluarkannya fatwa jihad atau lebih dikenal dengan resolusi jihad oleh Hadroti Syekh KH Hasyim Asyari pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang. Inilah yang menjadi cikal bakal peristiwa heroik pada 10 November 1945 yang menjadi tonggak sejarah utama dalam upaya mempertahankan Republik Indonesia yang baru merdeka beberapa bulan," kata Wakil Ketua MPR itu. 

Muzani menilai perjuangan para ulama dan santri penting untuk diperingati karena kesiapsiagaan dalam membela negara ternyata telah teruji oleh sejarah. 

“Komando Kiai menjadi penentu bagi arah perjuangan santri. Dan santri mentaati karena yakin bahwa fatwa jihad yang menjadi komando itu untuk kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara," imbuh Muzani. 

ia mengatakan, Gerindra sebagai partai politik, ingin belajar dari loyalitas santri kepada kiai. Gerindra juga ingin belajar bagaimana kepentingan dan kemaslahatan bangsa adalah segalanya sepertinya yang sudah dicontohkan para kiai. 

“Agar perjuangan kami tidak melenceng dari tujuan. Dan kami tidak salah dalam memahami aspirasi dan keinginan rakyat," ujar Muzani. 

"Dari fatwa jihad sebagai Dawuh Kiai Hasyim kemudian diikuti oleh para Kiai dalam resolusi jihad, dan diteruskan oleh para santri dalam bentuk tindakan pada 10 November 1945. Itulah yang menyelamatkan NKRI dari agresi militer Inggris dan Belanda,” lanjut Muzani. 

Santri Mampu Hadapi Tantangan Zaman

Menurut Muzani, tugas santri kini belum selesai. Mereka harus mengisi Republik Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini dengan inovasi dan kreasi di tengah persaingan global yang semakin ketat. 

Namun, Muzani optimis santri bisa dan mampu menghadapi hal itu, meskipun persaingan teknologi dan arus global begitu ketat. Muzani berharap agar negara memberi keberpihakan kepada hasil inovasi dan kreasi anak negeri termasuk santri. 

Merespon hal ini, pimpin Ponpes Zainul Hasan, KH Hasan Mutawakkil mengatakan bahwa dirinya merasa optimis karena Indonesia memiliki SDM yang begitu tangguh. Dan ponpes tidak akan pernah lelah mencetak kader-kader bangsa untuk mengisi pembangunan.

Dalam kunjungan ini, Muzani didampingi Anggota DPR Gerindra seperti Prasetyo Hadi, Mulan Jameela, Rahmat Muhajirin, Bambang Haryadi, Moreno Suprapto, Imron Amin, Bimantoro Wiyono, Sumail Abdullah dan Mochamad Hekal. 

Kemudian, Ketua DPP Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, Setyoko, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Gus Irfan Yusuf, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Wasekjen Partai Gerindra Ahmad Dhani Prasetyo, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad yang merupakan santri dari Ponpes Sidogiri dan Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Timur Kharisma Febriansyah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya