Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspadai Potensi Banjir Rob pada 2-9 Desember 2021

BMKG memprediksi, kawasan pesisir Jakarta Utara berpotensi terdampak banjir rob akibat fenomena pasang air laut pada bulan baru, mulai 2-9 Desember 2021.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 02 Des 2021, 04:34 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 04:34 WIB
Banjir Rob Masih Genangi Kawasan Muara Baru hingga Malam Hari
Genangan banjir Rob di kawasan Muara Baru dan Pantai Mutiara, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). BMKG menyebutkan potensi rob di Perairan Utara Jawa disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi akibat fase bulan purnama dan potensi gelombang tinggi hingga 4 meter. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Camat Penjaringan Depika Romadi meminta warga pesisir Jakarta Utara terutama yang tinggal di kawasan Muara Angke, Muara Baru, serta Kamal Muara untuk mewaspadai dan mengantisipasi potensi banjir rob (akibat air pasang) pada 2-9 Desember 2021.

"Informasi dari BMKG kami bagikan ke warga, berjenjang melalui lurah, RW, RT, untuk mempersiapkan terutama lokasi-lokasi yang memang ada di pesisir pantai, misalnya, Muara Angke, Muara Baru, Kamal Muara," ujar Depika dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Sementara itu, Prakirawan BMKG Arinda Rizky dalam peringatan dini Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok pada Rabu menyebutkan, potensi banjir rob di pesisir utara Jakarta ini disebabkan adanya aktivitas pasang air laut pada fase bulan baru.

Kecamatan Penjaringan menjadi salah satu wilayah di pesisir Jakarta Utara yang diprediksi bakal terdampak fenomena pasang maksimum air laut ini.

Karena itu, masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta diimbau mewaspadai fenomena pasang maksimum air laut selama sepekan.

Fenomena kenaikan (pasang) air laut itu diperkirakan terjadi pada 2-9 Desember 2021, dengan puncak pasang diperkirakan pada pukul 08.00-12.00 WIB.

 

Dampak Banjir Rob

Banjir Rob Masih Genangi Kawasan Muara Baru hingga Malam Hari
Warga melewati genangan banjir rob di kawasan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). BMKG menyebutkan potensi rob di Perairan Utara Jawa disebabkan kondisi pasang air laut yang cukup tinggi akibat fase bulan purnama dan potensi gelombang tinggi hingga 4 meter. (merdeka.com/Imam Buhori)

Depika mengatakan, ada beberapa titik permukiman lainnya di Penjaringan yang lokasinya rendah sehingga bisa tergenang apabila ketinggian air pasang dalam kondisi tak terkendali.

"Ada beberapa titik lainnya seperti Kapuk Muara, kalau memang pengaruh robnya sangat besar, air dari laut naik ke Kaliadem, nanti kita lihat apakah itu berpengaruh masuk ke Kapuk ataupun ke Pejagalan," ujar Depika.

Ia mengatakan, dampak rob dapat menimbulkan terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi cuaca maritim dari BMKG.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya