Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur tidak mengurangi kemacetan di Jakarta. Sebab menurutnya, kontribusi kegiatan pemerintah dalam masalah kemacetan kurang dari 7 persen.
"Bicara tentang kemacetan, kontribusi pemerintah dalam kemacetan di Jakarta itu kurang dari 7 persen jadi tidak akan ada efeknya pada kemacetan di Jakarta," kata Anies dikutip melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (27/1).
Baca Juga
Warga Kolong Jembatan di 3 Daerah Ini Bakal Direlokasi ke Rusun pada 30 November 2024
Dapat 10 Persen di Pilkada Jakarta Versi Quick Count, Dharma Pongrekun Ogah Disebut Kalah
Mencekamnya Konser Metallica di Jakarta Tahun 1993, Area Panggung Tak Keruan hingga Dinodai Kerusuhan, Penjarahan dan Pembakaran
Penyebab kemacetan Jakarta menurut Anies lebih karena Jakarta selama ini menjadi pusat kegiatan rumah tangga dan kegiatan tempat usaha.
Advertisement
Lepas status sebagai ibu kota negara, Anies berujar bahwa tugas Jakarta adalah perubahan kota global dunia yang melayani secara optimal.
"Secara peran, Jakarta kota megapolitan terbesar di selatan dunia," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dia menambahkan, bahwa saat ini Jakarta menyumbangkan 18 persen dari GDP nasional. Jika angka ini dapat dioptimalkan dan terus melakukan efisiensi atas kegiatan perekonomian, maka langkah ini makin menguatkan posisi Jakarta sebagai pintu internasional.
Pusat Kegiatan Bisnis
Satu contoh masalah yang perlu menjadi perhatian serius di Jakarta adalah masalah status tanah.
"Jika status tanah itu beres maka status investasi bisa berjalan lebih cepat lagi," ungkapnya.
"Jadi, dalam konteks Jakarta ada ibu kota atau tidak ada ibu kota ya kita tetap harus melayani kegiatan bisnis tetap kita harus melayani kegiatan rumah tangga tetap saja itu," pungkasnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement