Liputan6.com, Jakarta - Ratusan perajin tempe yang tergabung dalam paguyuban Dadi Rukun Kota Depok menggelar aksi mogok. Aksi mogok memproduksi tempe tersebut sebagai bentuk protes naiknya harga kedelai.
Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun Rasjani mengatakan, aksi mogok sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak dapat menekan harga kedelai. Sebanyak 120 perajin tempe di Kota Depok pun menghentikan produksi tempe selama tiga hari ke depan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mogok memproduksi tempe selama tiga hari karena harga kedelai mencekik kami sebagai perajin tempe," ujar Rasjani kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).
Rasjani menjelaskan, tidak menutup kemungkinan aksi mogok perajin tempe di Depok akan dilanjutkan kembali. Namun, pihaknya akan fokus terlebih dahulu selama tiga hari sambil menunggu respons dari pemerintah dalam mengupayakan menstabilkan harga tempe.
"Kita lihat dulu selama tiga hari, kalau tidak mendapatkan respons akan ada aksi lanjutan," jelas dia.
Â
Harga Kedelai
Rasjani mengungkapkan, kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku membuat tempe sudah terjadi dua tahun ini. Namun dalam satu bulan ini, kenaikan harga kedelai melambung sehingga para perajin tempe memutuskan mogok.
"Dari harga Rp9.000 per kilogram hingga mencapai Rp12.000 per kilogram hingga saat ini, kemungkinan harga kedelai akan mengalami kenaikan kembali," ungkap Rasjani.
Advertisement
Pembeli Mengeluh Harga Tempe Naik
Dia menuturkan, kenaikan harga kedelai membuat perajin tempe menaikan harga jual tempe di pasaran. Namun hal itu mendapat keluhan pembeli sehingga mempengaruhi daya jual tempe di pasaran.
"Kami naikkan harga para pembeli mengeluh, begitupun dengan mengecilkan ukuran terjadi hal yang sama karena dibilang kecil," ucap Rasjani.
Rasjani meminta, Pemerintah Pusat maupun anggota DPR RI memperhatikan para perajin tempe untuk menstabilkan harga kedelai.
"Tolong Pemerintah bantu kami dengan menurunkan harga kedelai dan para anggota Dewan dapat mendengar aspirasi kami para perajin tempe," tandas Rasjani.