Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, tak ada operasi pasar untuk masyarakat khususnya memenuhi kebutuhan terhadap minyak goreng.
Hal ini lantaran telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah. Sehingga tidak boleh dilakukan operasi pasar.
Advertisement
Baca Juga
"Tidak ada, tidak ada operasi pasar setelah adanya Permendag tadi. karena di Permendag itu dilarang," kata Pamrihadi, Senin (21/3/2022).
Menurut dia, dalam Permendag itu meminta agar seluruh Kepala Dinas tidak melakukan operasi pasar, tujuannya agar tidak membuat resah karana minyak goreng kemasan saat ini sudah tersedia kembali di pasaran.
"Karena minyak sudah tersedia di jadi pada akhirnya tidak melakukan operasi pasar," kata Pamrihadi.
Meski tak ada operasi pasar, pihaknya tetap menggelar pasar murah untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta. Menurut dia, perbedaan itu adalah operasi pasar yaitu menggelontorkan produk untuk satu item dengan jumlah besar.
Sedangkan, pasar murah yaitu menjual beberapa produk dengan item lebih dari satu, dengan harga yang relatif kompetitif.
"Food Station dan Dharma Jaya akan menggelar program pasar murah di 92 lokasi gerai secara tetap dan di kelurahan secara bergantian mulai tanggal 21 Maret sampai dengan seminggu setelah Idul Fitri," kata Pamrihadi.
Stok Beras
Sebelumnya, Pamrihadi mengatakan, stok beras yang ada di pasar Induk Beras Cipinang jelang Ramadan tersedia sekitar 32.000 ton. Sementara persediaan pihaknya mencapai 9.000 ton.
Berdasarkan hal tersebut, jumlah tersebut aman untuk menopang kebutuhan warga Jakarta selama Ramadan.
"Ketika angkanya di atas 3.000 ton itu aman, karena saat ini kita punya stok 41.000 ton," kata Pamrihadi, Senin (21/3/2022).
Di sisi lain, untuk harga minyak goreng, pihaknya mengikuti harga pasaran yaitu Rp23.000-Rp25.000 per liter. Stok untuk minyak goreng selama Ramadan pun dapat dipastikan aman.
Hanya saja, dia mengatakan, bahwa stok atau ketersediaan minyak goreng tidak hanya soal keberadaannya di pasaran.
"Stok itu ada macam-macam, yang pertama adalah stok yang masih ada di produsen, kedua, stok yang dipegang oleh FS, yang ketiga adalah literan," kata Pramrihadi.
Untuk minyak literan, dia mengatakan bahwa stok yang ada saat ini sekitar 30.000 liter. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta.
"Stok yang kita punya saat ini kurang lebih ada 30.000 liter itu cukup," kata Pramrihadi.
Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com
Advertisement