Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta semua pihak menghargai adanya perbedaan awal Ramadhan 1443 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah.
"Kita harus menghargai keputusan pemerintah tersebut walaupun ada sebagian yang menetapkan tanggal 2 April 2022," kata Ace dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
Baca Juga
"Bagi kami, perbedaan ini bagian cara kita menyikapi bagaimana melihat perbedaan secara bijaksana. Harusnya, tak perlu dipersoalkan," tambah dia.
Advertisement
Politikus Golkar itu menjelaskan, keputusan pemerintah terkait awal puasa Ramadhan berdasarkan sidang isbat dan juga laporan berbagai pihak seperti dari LAPAN terkait keberadaan hilal.
"Keputusan ini diambil dalam sidang isbat Kementerian Agama berdasarkan atas rukyatul hilal oleh petugas yang disebar di berbagai titik daerah yang tidak melihat keberadaan hilal berada 2 derajat di bawah ufuk atau tidak," kata dia.
Ia meminta adanya perbedaan awal puasa tidak menjadi polemik. "Tentu kita tak harus berpolemik. Perbedaan itu biasa dalam penetapan awal Ramadhan. Kedua-duanya memiliki dasar hukum yang kuat menurut fiqh Islam dalam penentuan awal Ramadhan ini. Hal ini bagian dari khazanah kekayaan umat Islam dalam menentukan awal Ramadhan ini," kata dia.
Diketahui, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 2 April 2022. Sementara pemerintah menetapkan 1 Ramadhan pada 3 April 2022.
Alasan Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1443 H pada Minggu 3 April 2022
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022. Keputusan tersebut berdasarkan hasil sidang isbat penentuan awal puasa di Kementerian Agama, Jakarta.
"Secara mufakat, 1 Ramadhan 1443 jatuh pada Ahad 3 April 2022 masehi," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/4/2022).
Menag membeberkan alasan mengapa awal puasa Ramadhan 1443 H jatuh pada 3 April 2022. Menurut dia, ada dua perhitungan untuk mengetahui posisi ketinggian hilal yang digunakan Kemenag. Dua metode tersebut saling melengkapi, yaitu hisab dan rukyat.
"Metode hisab atau dengan cara perhitungan dan metode rukyat atau dengan cara melihat langsung keberadaan hilal," kata dia.
Hasilnya dalam kedua komponen itu, diketahui belum ada yang menjadi validasi untuk 1 Ramadhan jatuh pada 2 April 2022.
"Informasi hitungan hisab telah dilaporkan sejumlah Kantor Kementerian Agama di daerah yang kita tempatkan pada 101 titik rukiyat di 34 provinsi. Dari 101 titik ini tidak ada yang melaporkan melihat hilal," jelas Yaqut.
Advertisement
Kriteria MABIMS
Kemudian terkait hisab, berdasarkan posisi hilal sudah harus berada di atas ufuk. Namun hal itu belum memenuhi kriteria MABIMS atau aturan yang disepakati bersama Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
"Hisab terlihat yaitu memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Namun ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada hari ini baru ada posisi antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," jelas Yaqut.
Atas dasar pertimbangan keduanya. Maka Pemerintah melalui Kementerian Agama memutuskan secara mufakat bahwa 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Ahad 3 April 2022.
"Ini hasil sidang isbat yang baru kita selesaikan," tandas Yaqut.