Petani Pangandaran Diimbau Jaga Lahan dengan Asuransi dari Kementan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, asuransi pertanian adalah mitigasi terbaik yang memberikan kepastian kepada petani.

oleh stella maris diperbarui 01 Nov 2022, 12:53 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2022, 12:38 WIB
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Asuransi Usaha Tani Padi/pertanian.go.id.

Liputan6.com, Pangandaran Untuk menjaga lahan persawahan dari gagal panen, asuransi pertanian dari Kementerian Pertanian (Kementan) adalah solusi terbaik bagi para petani. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementan mengajak para petani di Pangandaran, Jawa Barat, untuk mengasuransikan lahan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, asuransi pertanian adalah mitigasi terbaik yang memberikan kepastian kepada petani. Menurut Mentan Syahrul, pertanian harus dijaga agar pasokan kebutuhan pangan tidak terganggu.

"Oleh karena itu, Kementerian Pertanian selalu mengajak petani untuk menyiapkan mitigasi agar bisa terhindari dari kerugian akibat gagal panen. Dan salah satu yang bisa ditempuh petani adalah mengasuransikan lahan," ucapnya. 

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan, dengan mengasuransikan lahan petani dipastikan akan terhindar dari kerugian. Ali menjelaskan, para petani sudah mengetahui bahwa banyak faktor yang membuat lahan pertanian terganggu hingga menyebabkan gagal panen. 

"Seperti cuaca ekstrem, gangguan organisme pengganggu tanaman, atau bencana. Kondisi itu tidak bisa diprediksi. Tapi dengan asuransi, petani sudah dipastikan tidak akan menderita kerugian," katanya.

Ali menjelaskan, pihak asuransi akan mengeluarkan ganti rugi pada lahan yang gagal panen dan telah diasuransikan.

"Gantu rugi itu dapat dimanfaatkan petani untuk tanam kembali. Sehingga usaha tani bisa terus berlangsung tanpa petani harus khawatir. Makanya kita selalu mendorong agar petani memanfaatkan keunggulan asuransi," katanya. 

Sebelumnya, ratusan hektare sawah di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran masih terendam banjir akibat luapan Sungai Citanduy. Bencana ini menyebabkan para petani terancam gagal panen.

Selain sawah, banjir juga merendam permukiman penduduk. Namun, warga enggan mengungsi. Mereka hanya berharap bantuan obat-obatan dan pangan.

Kepala Desa Ciganjeng Imang Wardiman mengatakan, Sungai Citanduy meluap, selain karena curah hujan tinggi di wilayah Pangandaran juga kriman dari wilayah lain. Seperti Tasikmalaya, Ciamis dan juga Banjar.

"Bahkan tanggul perbatasan jebol karena tidak kuat menahan debit air. Sekitar 400 hektare sawah dan 150 kepala keluarga (KK) di Ciganjeng terdampak banjir," kata Kades Ciganjeng.

Dijelaskan Imang Wardiman, ketinggian air mencapai sepaha orang dewasa atau sekitar 80- 90 cm

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya