Ubah Jadi Kosmetik, Solusi Mensos Risma Jawab Over Stock Garam Tradisional Bali

Mensos Risma menerima keluhan dari petani garam tradisional di Bali terkait dengan over stock. Menurut Risma, Kemensos memiliki solusi melalui program PENA yang mampu mengolah garam menjadi komoditas alternatif.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Des 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 06:00 WIB
Mensos Tri Rismaharini meninjau produksi garam petani tradisional di wilayah Klungkung, Bali
Mensos Tri Rismaharini meninjau produksi garam petani tradisional di wilayah Klungkung, Bali. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma menyatakan, pihaknya siap membantu pemasaran garam kusamba di Bali. Diketahui, garam kusamba adalah salah satu produk garam yang dijalankan oleh petani tradisional di wilayah Klungkung.

Bantuan tersebut diamini Mensos Risma usai mendengar keluhan dari para petani garam yang mengaku dalam kondisi over stock. Menurut Risma, Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki solusi melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang mampu mengolah garam menjadi komoditas alternatif.

"Bisa enggak kita olah, seperti jadi kosmetik. Jadi grade-nya agak tinggi. Cuma ada prosesnya dan kita bisa minta bantuan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Coba nanti saya pikirkan untuk diluar produksi. Jadi ada pengolahan lanjutan dari garam ini." kata Risma saat meninjau produk garam di Klungkung, Bali, Rabu (21/12/2022).

Ketua Kelompok Petani Garam, I Wayan Rena mengaku, saat ini produksi garam garapannya sangat terbantu dengan program tunnel yang dikerjakan Kementerian Sosial. Bentuknya berupa instalasi 8 tunnel yang berukuran total 4 x 26 meter itu mampu menghasilkan 50 kg garam per tunnel. 

“Tunnel kelebihannya tidak berat memikul dan tidak tergantung cuaca. Panen pun bisa dilakukan di malam hari,” ungkap Rena.

 

Produksi Garam Kusamba Sistem Tunnel

Mensos Tri Rismaharini meninjau produksi garam petani tradisional di wilayah Klungkung, Bali
Mensos Tri Rismaharini meninjau produksi garam petani tradisional di wilayah Klungkung, Bali. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Per Agustus 2022, garam kusamba dengan sistem tunnel telah dipanen sebanyak dua kali. Limbahnya sendiri terjual sampai 40 jerigen berisi masing-masing 35 liter dengan harga Rp90.000 per jeriken. Garamnya terjual sebanyak 130 kg. Sementara, garam kotor untuk pakan ternak terjual Rp1.500 per kg. 

“Sistem tunnel menjadi solusi dari makin sempitnya lahan produksi karena abrasi. Ia juga berharap sistem yang mempermudah produksi garam ini mampu menarik minat anak muda untuk terjun bertani garam melestarikan garam Kusamba,” jelas Rena.

Sebagai informasi, total bantuan yang diserahkan dalam pembuatan lahan garam tunnel yaitu 8 unit lahan tunnel garam, 8 set geomembrane HDPE 0.3 mm, 3 rol bahan geomembrane 0.3 mm, 8 set plastik UV 200 micron, 4 set bahan plastik UV 200 micron, 2 unit genset bensin, 2 unit pompa air laut, 1 unit pompa air tawar, 4 buah lampu jalan, 50 m selang air, 60 m pipa PVC, 150 m persegi paving, 1 set pagar pembatas, 1 set paranet, 1 set gedek bambu, 4 buah palu, 2 buah gergaji, 4 buah tang, 2 buah rol kabel, 2 buah jeriken, 1 buah corong, 2 buah cangkul, 2 buah cetok, 1 set gapura, dan 10 unit BE meter.

Selain itu, diberikan juga 1 set panel surya, 1 set mesin pengering, timbangan digital dan 1 unit alat perekat untuk pengemasan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya