Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan menutup Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet pada akhir tahun 2022. Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyatakan mendukung penutupan itu apabila dilakukan secara bertahap.
“Bisa dipahami rencana penutupan secara bertahap, itu kan secara bertahap atau belum diputuskan tetapi memang berdasarkan data, kita patut bersyukur karena subvarian Omicron yang terbaru tidak membebani rumah sakit darurat,” kata Rahmad saat dikonfirmasi, Selasa (27/12/2022).
Rahmad menyebut, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit saat ini sudah rendah sehingga kesiapan rumah sakit sudah cukup tanpa RSDC Wisma Atlet.
Advertisement
“Rumah sakit sekarang sudah tidak tertekan. Keterisian tempat tidur sudah di bawah 5%. Artinya tidak ada rumah sakit Kemayoran pun sudah tidak ada masalah. Kesiapan rumah sakit yang lain sudah memadai,” ungkapnya.
Baca Juga
Namun demikian, Rahmad meminta masyarakat tetap menerapkan prokes dan tidak menganggap covid sudah sepenuhnya hilang.
“Catatan masyarakat harus tetap menerapkan protocol kesehatan. Situasi global masih sangat dinamis waktu waktu berubah termasuk kasus di China sekarang, jadi harus diwaspadai kemungkinan mutasi dari negeri lain. Yang paling penting jangan anggap covid tidak ada, dan kita harus kejar vaksin booster,” kata dia.
Selain itu, Politikus PDIP itu menilai penutupan RSDC Wisma Atlet harus melihat situasi pascaliburan Nataru.
“Nanti bisa dilihat ketika akhir natal tahun baru tidak ada lonjakan ya tidak masalah (ditutup, justru anggarannya bisa dialihkan kebutuhan kesehatan lain. Kita tubggu sampai liburan nataru berkahir, silkan kalau mau ditutup,” pungkasnya.
BNPB Ingin Tutup Semua
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menginginkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran ditutup seluruhnya. Sebab, pengoperasian RSDC Wisma Atlet hanya membebani anggaran. Dalam beberapa bulan terakhir jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet telah berkurang pesat. Saat ini pun hanya ada empat orang saja pasien yang menghuninya.
"Setelah kurang lebih tiga bulan terakhir tower-tower yang lain ini sudah tidak ada pasien. Bahkan per kemarin hanya tinggal empat orang di tower enam," ungkap Suharyanto di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (27/12/2022).
"Maunya BNPB itu segera ditutup semua karena kan itu membebani anggaran, untuk efisiensi," imbuhnya.
Saat ini RSDC Wisma Atlet hanya mengoperasikan satu tower saja yaitu tower 6. Sebab pemerintah masih memantau perkembangan Covid-19 ke depan. Lebih khusus kondisi di luar negeri yang terjadi lonjakan.
"Nah kita juga sebagai kontigensi untuk pengoperasionalan Wisma Atlet selama ini kan ditangani oleh Kodam Jaya. Nah itu yang sementara dihentikan untuk efisiensi. Tetapi satu tower, yaitu tower enam yang masih ada pasiennya empat itu ini tetap kita hidupkan di bawah Kapuskes TNI," ungkap Suharyanto.
Pemerintah akan memantau situasi dalam tiga bulan ke depan. Nanti akan diputuskan kembali bagaimana nasib RSDC Wisma Atlet.
"Kita lihat sampai tiga bulan ke depan, Januari, Februari, Maret, mudah-mudahan kondisi terkendali terus tidak ada lonjakan. Nanti akan disampaikan untuk tindakan selanjutnya," kata Suharyanto.
Advertisement