Sikapi Pidato Megawati Soal Pengajian, Ulama Imbau Masyarakat Kedepankan Tabayyun

Zainut menilai, pidato mengenai ibu-ibu pengajian yang disampaikan oleh Ketum PDIP tersebut sama sekali bukan terkait dengan larangan pengajian.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2023, 22:27 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 20:00 WIB
Sosialisasi Kampung Zakat Solusi Pengentasan Kemiskinan
Wakil Menteri Agama DR. H. Zainut Tauhid menyampaikan sambutan saat menghadiri sosialisasi Kampung Zakat Nasional di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

-Liputan6.com, Jakarta Salah satu upaya untuk bisa menjaga persatuan utamanya di tahun politik menjelang 2024, semua pihak harus bisa menghindari adanya prasangka buruk termasuk kepada narasi yang disampaikan oleh siapapun agar bangsa ini tidak mudah dipecah belah.

Mengenai adanya polemik dari pidato Megawati beberapa waktu lalu terkait ibu-ibu pengajian, Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid Sa’adi mengaku memiliki prasangka baik atas pidato Megawati.

"Saya berprasangka baik (husnudzon) terhadap apa yang disampaikan oleh ibu Megawati terkait dengan pernyataan beliau tentang ibu-ibu pengajian," kata Zainut kepada wartawan, Rabu, 22 Februari 2023. 

Menurut politikus PPP itu, pidato mengenai ibu-ibu pengajian yang disampaikan oleh Ketum PDIP tersebut sama sekali bukan terkait dengan larangan pengajian.  

Dia menjelaskan bahwa pidato tersebut berkaitan dengan imbauan kepada ibu-ibu untuk bisa lebih proporsional dalam mengatur waktu mereka, untuk mengurus rumah serta anak mereka. 

"Jadi inti pesan yang beliau sampaikan adalah terkait dengan pengaturan waktu, bukan pada larangan mengikuti pengajian," jelas Wamenag.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI), Marsudi Syuhud juga menjelaskan bahwa pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati tidak dapat ditelan mentah-mentah, sehingga penafsiran sebenarnya ada pada yang bersangkutan.

"Kalau saya liat itu begini, bahwa tujuan orang ngomong pada satu statemen atau lafalnya adalah orang yang mengungkapnya, nah jika ada orang yang menanggapi statemen itu mungkin ada pasnya dan mungkin ada tidak pasnya” kata Kyai Marsudi dalam wawancara di sebuah stasiun televisi, Jumat, (24/2/2023).  

Dirinya juga  menjelaskan agar masyarakat melaksanakan tabayun atau memverifikasi agar dapat mengetahui maksud sebenarnya. 

"Bagi orang yang menanggapi adalah sesuatu yang kira-kira, tafsiran mereka sendiri,. Tafsiran itu bisa benar dan salah. Oleh sebab itu ada konteks namanya tabayun” ucap dia. 

Pernyataan Megawati Kritik Ibu-Ibu Pengajian

Momen Peringatan HUT PDIP ke-50
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. (FOTO: Dok. Istimewa)

Sebelumnya Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik atas pernyataannya yang mengkritik ibu-ibu pengajian.

Dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting' yang digelar BKKBN beberapa waktu lalu, Mega mengkritik tindakan ibu-ibu yang seolah lebih peduli dengan pengajian daripada mengurus anaknya sendiri.

Megawati saat menyampaikan kritiknya kepada ibu-ibu pengajian ini, diselingi dengan permintaan maaf. Terdengar beberapa kali Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menyematkan kata maaf dalam pernyataannya itu.

Presiden ke-5 RI berharap kritik ini tidak membuat dia di-bully alias dihakimi.

"Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully. Kenapa toh (ibu-ibu) senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf. Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake (anaknya mau diapain)," ujar Megawati dalam acara tersebut.

Megawati mengaku dirinya bukan melarang para ibu mengikuti pengajian. Hanya saja, Megawati menginginkan agar kegiatan mengaji tidak dijadikan halangan para ibu untuk mengurus anak-anaknya.

"Boleh, bukan berarti enggak boleh (ikut pengajian). Saya juga pernah ikut pengajian kok. Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, Bu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga," tambah putri Bung Karno itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya