Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora sudah lama kosong sejak Zainudin Amali didapuk sebagai wakil ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Mengisi kekosongan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia Kebudayaan Muhadjir Effendy sebagai Pelaksana Tugas alias Plt Menpora sementara.
Baca Juga
Tak hanya Menpora, posisi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga akan segera diganti. Adapun, Komjen Boy Rafli Amar yang kini menduduki kursinya sudah masuk pensiun.
Advertisement
Dikabarkan, baik Menpora maupun Kepala BNPT akan dilantik hari ini, Senin (3/4/2023) berdasarkan sumber yang dihimpun.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sudah mengisyaratkan akan melantiknya segera.
"Minggu depan (pelantikan Menpora)," kata Jokowi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (31/3/2023).
Diketahui, Sejumlah nama kemudian berseliweran demi menjawab tanda tanya tersebut. Salah satunya, Dito Ariotedjo. Mantan Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) ini menjadi salah satu sosok yang dinilai Arya berpotensi mengisi posisi jabatan Menpora yang akan ditinggalkan oleh Zainudin Amali.Sejak kuliah, Dito telah aktif berorganisasi seperti pernah menjadi Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Dito memiliki perhatian yang besar pada pengembangan pemuda. Hal tersebut dibuktikannya dengan kontribusi yang diberikan bersama AMPI. Bersama dengan AMPI, Dito membangun ruang kreatif bernama Open Lab yang diresmikan pada Desember 2017 oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Kinerja gemilangnya bersama AMPI membuat Golkar percaya untuk mengangkat dirinya menjadi Ketua DPP Partai Golkar Bidang Inovasi Sosial dan Ormas. Pengangkatan Dito tersebut menjadikannya sebagai Ketua Bidang termuda sepanjang sejarah Partai Golkar.
Perhatian dan kepedulian yang dimiliki Dito terhadap pengembangan anak muda dinilai sangat cocok sebagai fundamental seorang Menpora.
Selain Dito, muncul nama lain yakni Ilham Permana. Politisi muda Partai Golongan Karya (Golkar) ini tengah menempati posisi strategis Ketua Umum Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (PP AMPG). Ia sedang ramai diperbincangkan di internal partai karena aktif mengikuti kegiatan partai dan menduduki posisi yang cukup prestisius di Golkar.
Pria berusia 44 tahun tersebut memiliki sepak terjang yang gemilang di Partai Golkar. Atas prestasi yang diraihnya selama menjadi kader Golkar, ia dianugerahi gelar kehormatan sebagai Satya Aditama Karya Utama pada 2019 lalu.
Arya menilai Ilham sebagai nama potensial karena ia memiliki back up politik yang cukup kuat dari partainya dan jejaring yang luas juga. Kepopuleran Ilham di internal partai Golkar tentu membuatnya menjadi terkenal di partai berlambang pohon beringin tersebut. Selain itu, dengan prestasi gemilangnya, Ilham juga dinilai memiliki kemampuan berpolitik yang baik.
Terakhir, sosok perempuan yang sempat masuk bursa menpora adalah Puteri Anetta Komarudin. Wanita berusia 30 tahun saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi IX DPR RI.
Sebagai bagian dari generasi milenial, masuknya Puteri ke Senayan tentu mendapatkan sorotan karena usianya yang masih terbilang muda. Berdasarkan rekam jejak karirnya, Puteri adalah lulusan dari Australia dan sempat berkecimpung sebagai jurnalis di Kota Melbourne.
Nama Kepala BNPT Sudah Ada Dikantong Presiden Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut sudah mengantongi nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pengganti Komjen Boy Rafli Amar. Adapun Boy Rafli sudah memasuki usia pensiun pada akhir Maret ini.
"Oh sudah ada namanya (Kepala BNPT) di saku presiden," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Kendati begitu, dia tak mengungkapkan siapa sosok yang ditunjuk Jokowi menggantikan posisi Boy Rafli sebagai Kepala BNPT. Mahfud Md meminta semua pihak menunggu jadwal pelantikan Kepala BNPT dari pihak Istana.
"Tunggu Istana ajalah nanti," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi), Edi Hasibuan, mengemukakan, calon Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memiliki kemampuan deradikalisasi paham terorisme.
"Calon Kepala BNPT ke depan dibutuhkan memiliki kemampuan dalam melakukan deradikalisasi termasuk memperlakukan mantan napi terorisme dan keluarganya agar mudah diterima masyarakat," katanya seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan, sosok Kepala BNPT butuh koordinasi dengan Polri agar bisa saling mendukung dalam menyukseskan program deradikalisasi yang dicanangkan pemerintah.
Advertisement