Liputan6.com, Jakarta Situasi di Sudan memanas imbas konflik antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF). WNI pun segera dievakuasi dari Sudan untuk kembali ke Indonesia.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menerangkan, total ada 39 anggota TNI dilibatkan dalam operasi penyelamatan. Adapun, personel terdiri dari Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Badan Intelijen Strategis, dokter, dan Puspen TNI.
Baca Juga
"Jumlahnya 39 akan ada yang standby di Port Sudan untuk penerbangan berikutnya," ujar Yudo, Senin (24/4/2023).
Advertisement
TNI mencatat, jumlah penduduk Indonesia yang ada di Sudan berjumlah 1.207 orang. Data itu berdasarkan laporan dari Kemenlu. Namun, operasi kali ini diprioritaskan terhadap 291 WNI yang berada di Kota Port Sudan pada Selasa, 25 April 2023.
"Mudah-mudahan dapat terjaga terus situasinya sehingga 291 ini dapat standby di Port Sudan dan besok bisa kita jemput menggunakan pesawat. Kita Sementara ini perintahnya untuk mengambil dari Port Sudan terlebih dulu," ujar dia.
Yudo sebut, evakuasi darurat fokus kepada ibu hamil, orangtua, anak-anak dan WNI yang sedang sakit. Yudo mengatakan, proses evakuasi diperkirakan memakan waktu 45 menit jika situasi aman dan mendukung.
"Dari Kemlu diutamakan yang tadi, ada ibu hamil, ada yg sakit juga, ada orang tua dan anak-anak. Mungkin nanti akan kita dahulukan itu. Kalau 45 menit bolak-balik dua tiga kali kan bisa. Saat ini kan bisa mengangkut 100," ucap dia soal evakuasi WNI buntut konflik Sudan.
Â
WNI Dievakuasi Via Laut
Yudo menerangkan, WNI yang sudah berada di Port Sudan akan diboyong ke Jeddah, Arab Saudi via transprotasi laut.
"Nanti setelah di Jeddah ini kemungkinan akan menggunakan pesawat komersial. Kita sementara ini yang darurat dulu. Nanti berikutnya setelah ini kita laksanakan, kita menunggu perintah berikutnya. Yang jelas, TNI apapun yang diperintah dari negara kalau memang dibutuhkan lagi kita juga siap untuk menambah pesawat untuk mengangkut," ujar dia.
Advertisement