Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan terus mengembangkan berbagai bisnis di kawasan Transit Oriented Development (TOD) sebagai salah satu sumber pendapatan nontiket. Untuk peluasan bisnis itu MRT Jakarta mencontoh Hongkong dan Singapura.
Kepala Departemen TOD Business Generation PT MRT Jakarta Raihan Kusuma menyatakan Land Transport and Authority (LTA) Singapura dan MTR Hong Kong dapat memanfaatkan sektor properti untuk memperoleh sumber pendapatan. Bahkan sumber pendapatan dari bisnis properti LTA dapat memberikan kontribusi sebesar 60 persen.
Baca Juga
"Kalau bisnis properti MTR Hong Kong menyumbang 50 persen dari pendapatan mereka seperti dari penjualan dan sewa properti komersial," kata Raihan di Wisma Nusantara, Rabu 31 Mei 2023 lalu.
Advertisement
Untuk pelaksanaan bisnis properti, MRT Jakarta akan memanfaatkan sejumlah lahan, terutama milik Pemprov DKI Jakarta. Hunian yang disediakan yakni berkonsep sewa co-living disebut Alaspadu dan kepemilikan atau kelas apartemen atau Rumahpadu untuk kelas menengah.
Raihan berharap nantinya berbagai bisnis properti tersebut dapat menjadi penyumbang utama pendapatan MRT Jakarta.
"Dalam sepuluh tahun ke depan kami memproyeksikan bisnis properti yang sedang dikembangkan bisa menyumbang 60-70 persen dari pendapatan MRT Jakarta," ucapnya.
Dalam konsep TOD nanti masyarakat akan terintegrasi dengan transportasi umum massal dan mendorong adanya pergerakan pejalan kaki. Pada kawasan TOD akan memadukan antara transit manusia, dengan berbagai kegiatan ruang publik, bangunan, hingga ruang terbuka hijau.
Pada tahun 2022, kata Raihan nilai investasi untuk pengembangan properti di sejumlah kawasan TOD MRT Jakarta mencapai Rp 1,5 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari retail stasiun, gedung mixed use, penataan pedestarian, jembatan penyebrangan multiguna dan lainnya.
"Kami memperkirakan nilai capital expenditure dari 13 properti yang kami kembangkan tahun ini mencapai Rp 4 triliun," ujar dia.
MRT Jakarta Harapkan Kota Jakarta Seperti Singapura dan Bangkok
Dalam mewujudkan strategi pengembangan kawasan TOD tersebut MRT Jakarta terus gencar mencari investor. Sebab Kota Jakarta nantinya akan bertransformasi menjadi kota wisata layaknya Bangkok ataupun Singapura.
"Kami kolaborasi memaksimalkan berbagai macam bisnis dan area di sekitar MRT Jakarta. MRT bukan hanya soal transportasi publik, tetapi juga meliputi ekosistem, bisnis, hunian, properti dan lainnya," papar Raihan.
Selain itu dalam pengembangan tersebut sejumlah negara G7 yakni Kanada, Amerika Serikat, Italia, Inggris, Jepang, Jerman, dan Prancis tertarik ingin bekerjasama dengan MRT Jakarta.
"Kebanyakan investor datang dari negara-negara G7. Saat ini mayoritas kami sedang melakukan intens diskusi, bahkan hingga ke proyek-proyek fase 2, 3 dan 4 di masa yang akan datang," jelas Raihan.
Advertisement