Liputan6.com, Jakarta Guna menguatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang, delegasi dan anggota parlemen Jepang berkunjung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Dalam kunjungan tersebut, kedua negara sepakat untuk saling berbagi informasi guna meningkatkan kerja sama dalam penanggulangan terorisme, bencana, serta memperkuat kapasitas maritim.
Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus mengatakan dalam pertemuan tersebut, salah satu hal yang dibahas adalah peningkatan hubungan bilateral Jepang dengan Indonesia dan perkembangan situasi Pertahanan dan Keamanan (Hankam) di kawasan kedua negara.
Baca Juga
11 Pegawainya Ditangkap Terkait Judi Online, Meutya Hafid Ungkap Suasana Kemenkomdigi Mencekam
Rapat Perdana di DPR, Meutya Hafid Klaim Tengah Audit SDM Internal Terkait Judi Online
Melly Goeslaw Suarakan Pendidikan Anak di Palestina dan Singgung Janji Prabowo Beri Beasiswa untuk Belajar di Indonesia
"Selain persoalan Hankam, juga dibahas mengenai persoalan nilai kebebasan, demokrasi, HAM, supremasi hukum, serta berkomitmen terhadap pembangunan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik, termasuk memperkuat hubungan politik dan diplomasi melalui dialog reguler dan pertukaran pandangan," katanya usai pertemuan dengan delegasi Jepang di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Advertisement
”Hubungan Antar-parlemen Indonesia-Jepang sudah berlangsung lama dan bersifat konstruktif. Sejauh ini, parlemen kedua negara senantiasa memberikan dukungan dan penguatan kepada pamerintah kedua negara dalam upaya peningkatan kerja sama bilateral kedua negara,” jelas Lodewijk.
Sudah Miliki Grup Kerja Sama Bilateral
Selain itu, Lodewijk mengungkapkan bahwa DPR telah memiliki Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara-parlemen Indonesia dengan Jepang.
"Melalui GKSB Indonesia-Jepang, DPR telah menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat hubungan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan antara kedua negara," ungkapnya.
”Terlebih pada tahun 2023 ini, Indonesia-Jepang memperingati 65 tahun hubungan bilateral kedua negara. Kesempatan ini dapat menjadi momentum strategis dalam memperkuat hubungan diplomatik kedua negara,” jelas Lodewijk.
Dirinya pun menjelaskan bahwa kehadiran parlemen kedua negara dalam masalah diplomatik sangat dibutuhkan.
"Sebab parlemen tidak hanya bertindak sebagai pengawas dan pendukung kebijakan luar negeri, tetapi juga sebagai instrumen yang penting dalam memperkuat hubungan antara masyarakat, khususnya antara generasi muda," jelas Lodewijk.
”Dalam kerangka itu, saya menyambut baik dan mengapresiasi pertemuan pada hari ini yang saya nilai akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak, yang rencananya akan bertukar pikiran terhadap beberapa hal dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerja sama kedua negara dalam menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
(*)
Advertisement