Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum NasDem Surya Paloh merasa partai yang dipimpinnya diperlakukan layaknya oposisi. Kendati NasDem masih berkomitmen untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Mitra koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menanggapi pernyataan Surya Paloh tersebut.
Baca Juga
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai Partai NasDem tidak diperlakukan seperti oposisi oleh pemerintah Jokowi.
Advertisement
"Hak politik Partai NasDem bersikap seperti apa pun tidak kaitan dengan PPP dan partai koalisi, karena kalau koalisi urusan dengan pemimpin pemerintahan yakni Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," ujar politikus yang akrab disapa Awiek, Rabu (28/6/2023).
"Saya enggak tahu, enggak melihat (NasDem) diperlakukan seperti oposisi," kata Awiek.
Lantas, Awiek menyinggung politikus NasDem yang terjerat korupsi. Menurut Awiek, hal tersebut tidak ada kaitannya dengan NasDem diperlakukan sebagai oposisi.
Kasus hukum yang kini menimpa kader Partai NasDem adalah dugaan korupsi yang dilakukan Johnny G Plate sebagai Menkominfo. Johnny Plate merupakan Sekjen Partai NasDem.
"Kalau ada proses hukum, ya proses hukum. Kalau proses hukum kan memenuhi dua alat bukti yang cukup," ujar Awiek.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa Partai NasDem tetap dalam barisan partai koalisi pemerintah Presiden Jokowi. Paloh menegaskan NasDem bukan partai oposisi pemerintah.
"Kita masih dalam barisan partai pemerintah dan kita belum dikeluarkan dan belum menyatakan keluar dari pemerintahan. Kalau ada ditanya partai ini partai oposisi, salah, siapa bilang, kita partai yang mengusung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Paloh, saat memberikan arahan dalam Rapat Pemenangan Pemilu 2024 di DPW NasDem Bali, Senin (26/6/2023).
"Jadi, kenapa partai pemerintah diperlukan seperti partai oposisi? Ah karena tingkat kematangan politiknya berbeda. Ini (masalah) kematangan berpolitik menyangkut visi. Kalau tingkat kematangan politiknya sama, pasti kita masih dianggap sebagai barisan partai pemerintah," kata Surya Paloh.
NasDem Tetap di Koalisi Jokowi karena Menjaga Akal Waras dan Moralitas
Surya Paloh juga menyatakan apakah banyak yang menginginkan Partai NasDem keluar dari partai barisan pemerintah. Menurutnya itu jangan lagi ditanya dan sudah terjawab dengan sendirinya.
"Semua ingin (Partai NasDem keluar) kecuali NasDem sendiri. Kenapa NasDem tidak ingin ke luar dari pemerintah, kenapa? Jawabnya sederhana, dia berupaya sekuat hati untuk menjaga akal waras dan komitmen, moralitasnya dan menyatakan dia mengusung dan komit untuk tetap mendukung sampai akhir masa jabatan Jokowi," ungkap Paloh.
Namun, menurutnya, kalau terus-menerus kesalahpahaman demi kesalahpahaman terjadi dan ada niat baik dianggap jahat, serta ingin maju ke depan dipaksa mundur ke belakang, maka itu menjadi pertanyaan.
"Pertanyaannya, apakah kita masih memiliki rasa, hati, akal pikiran, jiwa yang sehat atau tidak? Kalau pertanyaan ini kita jawab, iya insyaallah kita masih memiliki itu. Maka, jangan pernah menyesali kalau kita harus setiap (saat) mengurut dada karena coba-cobaan yang kita hadapi itu merupakan konsekuensi," ujar Surya Paloh.
Paloh menegaskan bukan berarti Partai NasDem tidak mampu melawan, tapi pihaknya ingin menjaga komitmen kebangsaan.
"Dan bukan berarti Nasdem tidak mampu untuk melakukan perlawanan, siapa bilang? Sekecil-kecilnya semut, dia diinjak dia pun akan melawan, apalagi ada NasDem di sini. Tapi persoalan bukan di sana, tapi persoalan kita adalah komitmen kebangsaan yang harus tetap terjaga," kata Paloh.
"Persoalan kita bagaimana tetap lebih mendekatkan output energi yang positif yang mampu menyelesaikan karya-karya yang bermanfaat yang lahir dari pemerintah yang kita dukung ini, agar kita semakin mendekati tujuan-tujuan kemerdekaan kita," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya sudah berulangkali menyatakan dan juga mengatakan di depan Presiden Jokowi seandainya konstitusi mengizinkan tentu Partai NasDem kembali mengusung Jokowi menjadi presiden.
"Saya berulang kali menyatakan kepada saudara-saudara, bahkan saudara mengingat sekian tahun yang lalu di depan Presiden Jokowi. Saya katakan, seandainya konstitusi kita mengizinkan, kita sudah tidak perlu lagi cari-cari calon presiden, presiden NasDem pastinya Jokowi seandainya konstitusi kita mengizinkan," ujar Paloh.
"Konstitusi kita tidak mengizinkan, tentu Nasdem harus berpikir strategis dia tidak selamanya berada di posisi underbow, seakan-akan di bawah kekuatan partai-partai politik lainnya, itu salah dan rugi besar saudara bergabung dengan NasDem. Karena NasDem ini menajamkan semangat spirit dan kepercayaan diri saudara-saudara, dan saudara pun berhak untuk menjadi kekuatan dan penentu sebagai partai politik," tuturnya.
Reporter:Â Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Â
Advertisement