Karhutla Gunung Sumbing, 69 Pendaki Dievakuasi

69 pendaki di Gunung Sumbing dievakuasi oleh tim gabungan setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 02 Sep 2023, 22:08 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2023, 22:08 WIB
Warisan Pengusaha Kopi Belanda di Antara 5 Gunung Tinggi Magelang
Gunung Andong terlihat dari halaman ruang resepsionis MesaStila, Magelang. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta 69 pendaki di Gunung Sumbing dievakuasi oleh tim gabungan setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat 1 September 2023.

Puluhan pendaki itu tersebar di tiga base camp (BC) pendakian dengan rincian BC Butuh 25 orang, BC Lamuk 7 orang dan BC Stikpala 37 orang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo bersama TNI, Polri dan tim gabungan juga melakukan penyelidikan terkait asal muasal kebakaran hutan tersebut.

Sekretaris BPBD Kabupaten Wonosobo, Bambang Tri P, mengatakan kebakaran pada saat ini memang rentan terjadi karena faktor cuaca. Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat maupun petugas base camp untuk lebih waspada dan segera melapor apabila menemukan titik api.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di lereng gunung dan para base camp untuk waspada dan hati-hati mengingat cuaca seperti yang sekarang ini, kemarau panjang sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Bambang, seperti dalam siaran tertulis BNPB, Sabtu (2/9/2023).

Senada dengan Bambang, Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan Prasetyopuspito mengimbau masyarakat khususnya bagi para pendaki gunung agar memadamkan dan memastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi, ketika menggunakan api untuk kebutuhan pendakian.

Dia mengatakan Polres Wonosobo akan berkolaborasi dengan Brimob Polda Jateng, BPBD Kabupaten Wonosobo dan relawan PB Wonosobo untuk menyisir lokasi khususnya jalur pendakian Gunung Sumbing dengan fokus utama mengevakuasi para pendaki.

“Kami mengimbau kepada para warga sekitar hutan agar melakukan upaya mitigasi untuk mencegah terjadinya kebakaran, contoh para pendaki setelah menggunakan api harus dimatikan dan benar-benar mati,” kata Eko.

 

 

Jalur Pendakian Ditutup

Di samping itu, pemadaman sekaligus kaji cepat juga diupayakan guna mencegah agar api tidak meluas. Adapun upaya pemadaman karhutla tersebut cukup menantang, sebab titik api diperkirakan berada pada ketinggian antara 2.500 hingga 2.900 mdpl dan diduga dari arah jalur pendakian via Banyumudal. Selain itu lokasi titik api masih belum diketahui secara pasti karena terhalang kabut yang mulai turun.

Berdasarkan laporan visual dari lokasi permukiman warga, api terlihat menyala dan mengeluarkan kepulan asap putih tertiup angin. Namun dipastikan bahwa jaraknya jauh dari perkampungan penduduk, sehingga kecil kemungkinan dapat menyambar hingga rumah-rumah warga.

Adapun perkembangan yang diperbarui per Sabtu (2/9) pukul 07.00 WIB, terpantau ada 30 titik api yang berada di lereng Gunung Sumbing. Upaya pemadaman akan terus dilanjutkan menggunakan cara manual, mengingat medan yang tidak mungkin dilalui kendaraan taktis pemadam kebakaran.

Di sisi lain, demi alasan keselamatan, keamanan dan kebutuhan pemadaman, pihak Perhutani secara resmi menutup sementara jalur pendakian di seluruh kawasan Gunung Sumbing. Penutupan itu dilakukan mulai tanggal 1 September 2023 hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

“Menutup sementara semua jalur pendakian di Gunung Sumbing, terhitung mulai hari ini, Jumat (1/9) sampai batas waktu yang belum ditentukan,” kata Administratur/Kepala Kesatuan Pemangku Hutan (KKPH) Kedu Utara, Samanhuri dalam keterangan tertulis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya