Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin melakukan pertemuan dengan Yayasan Islam dan para pengusaha halal di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023). Pada pertemuan tersebut, Ma'ruf menyampaikan bahwa tantangan umat Islam di Indonesia tentu berbeda dengan Islam sebagai minoritas di Slovakia.
"Tantangan Islam yang dihadapi, tantangan yang dihadapi oleh Islam di Slovakia tentu berbeda dengan di Indonesia. Namun, kepentingan kita sama yaitu komitmen membangun peradaban Islam yang maju, toleran, dan damai dan berakar dari pemahaman Islam yang moderat, di tengah gelombang Islamofobia, radikalisme, dan ekstremisme," kata Ma'ruf di Bratislava, Minggu (26/11/2023).
Baca Juga
Ma'ruf menyampaikan pentingnya beragama secara inklusif dan moderat. Ia mengingatkan ekspresi keagamaan yang berlebihan dapat melahirkan fenomena ekstremisme bahkan memicu munculnya Islamofobia.
Advertisement
"Pentingnya ekspresi keagamaan yang inklusif dan moderat misalnya melalui dialog antaragama dan antarbudaya, toleransi antarpemeluk agama, menghormati kebebasan beragama, serta meneguhkan etika sosial dan nilai-nilai universal dalam pencegahan potensi konflik lintas agama," ujar Ma'ruf.
Padahal, kata Ma'ruf, ajaran Islam itu sangat fleksibel dan solutif. Menurut dia, ada ajaran Islam yang tetap dan tidak berubah, namun juga ada yang memungkinkan berubah.
"Hal ini mendorong cara berpikir keagamaan, yang lebih sesuai dengan tantangan zaman modern," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf Kenalkan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila
Pada kesempatan itu, Ma'ruf menceritakan bahwa Indonesia merupakan negara plural dan mempunyai beragam agama dan etnis yang memiliki hak yang sama.
"Kami juga memiliki semboyan kehidupan kebangsaan Bhineka Tunggal Ika serta ideologi dan dasar negara Pancasila," pungkas Ma'ruf Amin.
Turut hadir dalam pertemuan, di antaranya Imam sekaligus Direktur Yayasan Islam Slovakia, Mohamad Safwan Hasna, Pemilik Elezi SRO, Kemal Elezi, Profesor di University Slovakia Fakultas Pertanian di Nitra, Artan Quneti; Pejabat pada Yayasan Islam Slovakia Maroš Žofčin, pengusaha di bidang konstruksi Ivan Belus, Ilmuwan di bidang Ilmu Politik di Universitas Ss. Cyril dan Methodius di Trnava, Jozef Lenc.
Dari pihak Indonesia, turut mendampingi Ma'ruf adalah Duta Besar RI di Bratislava Pribadi Sutiono, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati.
Kemudian, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah M. Imam Azis, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas.
Advertisement
Ma’ruf Amin Ungkap Keakraban Indonesia dengan Slovakia
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Slovakia. Sebelumnya, Presiden Megawati pernah melakukan kunjungan ke Slovakia pada 2002.
Menurut Ma'ruf, Indonesia memang sangat akrab dan memiliki sejarah panjang dengan Slovakia, mengingat Slovakia adalah pecahan atau pernah menjadi bagian dari Cekoslovakia atau kini dikenal sebagai Ceko.
Presiden Pertama RI Soekarno, kata dia, sudah beberapa kali berkunjung ke Ceko. Dan, Indonesia-Ceko menjalin persahabatan erat sejak era Bung Karno.
"Dulu dengan Indonesia negara ini memang sangat akrab, masih satu negara Cekoslovakia, zaman Bung Karno itu kan. Dengan Yugoslavia, sekarang Slovakia sudah berpisah, Ceko sendiri, Slovakia sendiri," kata Ma'ruf di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023).
Dia mengatakan, Slovakia juga memiliki hubungan baik dengan Indonesia dan hingga kini kerja sama antara kedua negara terus berlanjut dari sektor perdagangan pangan hingga automotif.
"Slovakia ini juga punya hubungan yang baik dengan kita, beberapa ekspor kita, ada kopi, ada teh, dan juga ada sparepart, mobil mobil, di sini kan banyak mobil dan juga saya dengar di sini banyak pabrik senjata, kita menjual peluru di sini, jadi dari kita, jadi hubungan perdagangan cukup besar," jelas Ma'ruf.