Liputan6.com, Kutai Timur Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang terluas, dibandingkan kabupaten lainnya. Dengan bentangan alam yang nyaris sempurna, Kutai Timur adalah tanah penuh keajaiban karena kaya dengan sumber daya alam.Â
Bukan cuma sumber daya alam saja, Kutai Timur juga kaya dengan budaya di dalamnya. Dimulai dari temuan sisa prasejarah manusia purba di Karst Sangkulirang Mangkalihat yang menjadi titik awal kemunculan manusia purba di Indonesia.Â
Baca Juga
KPA Klaten Sosialisasikan Waspada Perilaku LGBT untuk Tingkatkan Kesadaran Bahaya HIV AIDS
Hadir di UNJ, Pramono Ungkap Terobosan Baru Taman 24 Jam hingga Tawarkan JIS sebagai Markas Persija Jika Terpilih
Pramono Singgung Peningkatan Fasilitas Wisata Religi di Jakarta saat Ziarah Makam Habib Luar Batang
Tak heran jiba budaya masa lalu masih melekat hingga hari ini, salah satunya suku Dayak Wehea yang hingga kini masih mempertahankan budaya, termasuk ritual. Salah satunya adalah pesta adat tahunan yang menggambarkan rasa syukur, penyucian, hingga harapan atau yang dikenal dengan nama Lom Plai.Â
Advertisement
Ya, suku Dayak menjaga kuat warisan leluhurnya. Ibarat hari raya, Lom Plai adalah lebarannya masyarakat Dayak Wehea. Itu karena semua warga yang merantau untuk kuliah, kerja harus pulang merayakannya bersama keluarga selama sepekan tepat di bulan Mei.
Â
Setiap acara tersebut digelar, anak-anak hingga remaja menggunakan pakaian adat terbaiknya. Mereka menari dan bermain alat musik bersama, berkeliling kampung dan menyapa para tetua adat. Nah, di puncak Lom Plai ada yang menarik.Â
Kemeriahan pesta adat dimulai dari sungai yang menjadi simbol kehidupan suku Dayak. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan di sungai dan yang paling seru serta menarik adalah aksi perang-perangan. Aksi tersebut menjadi simbol perlawanan warga adat terhadap pengganggu desa.Â
Dalam perang-perangan itu, diiringi musik dan tari-tarian khas suku Dayak Wehea. Sementara itu di darat, kaum ibu suku Dayak Wehea berkeliling kampung melakukan ritual penyucian, untuk membuat kesialan dan kejahatan di dalam kampung.Â
Selain itu, bagi suku Dayak Wehea, Lom Plai juga menjadi simbol menghormati padi. Kemudian puncak dari pesta Lom Plai adalah tarian hudoq yang dilakukan para pemuda desa yang menjadi simbol semangat berladang dan bertani.Â
Jika itu adalah adat dari suku Dayak Wehea, di pesisir laut, suku Kutai juga memiliki ritual yang tak kalah sakral. Setiap tahun, warga Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon menggelar ritual budaya yang kini dikemas sebagai Festival Sekerat Nusantara dan menjadi agenda tahunan Pemkab Kutai Timur.Â
Ragam kegiatan kebudayaan suku Kutai berpusat di tepi pantai. Ada beberapa ritual yang dilakukan, salah satunya adalah rangkaian prosesi adat warisan leluhur Kutai yang diawali dengan doa bersama dan ritual tepung tawar adat Kutai. Ada juga Pelas Laut dan Belian, tradisi yang sering dilakukan secara kecil-kecilan.Â
Nah seperti apa tradisi tersebut? Simak selengkapnya di video berikut ini:Â
Â
(*)