Kondisi Geopolitik Timur Tengah Memanas, Pemerintah Akan Jaga Kondisi Perekonomian Indonesia

Serangan rudal dan drone besar-besaran Iran ke wilayah Israel pada Sabtu, 13 April 2024 memberikan risiko, membuat situasi geopolitik di Timur Tengah memanas.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Apr 2024, 19:10 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 19:09 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Serangan rudal dan drone besar-besaran Iran ke wilayah Israel pada Sabtu, 13 April 2024 memberikan risiko, membuat situasi geopolitik di Timur Tengah memanas.

Tak hanya itu ini pun berdampak pada kondisi perekonomian dunia tak terkecuali Indonesia.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyadari akan hal ini. Menurut dia, apa yang terjadi antara Israel dan Iran memang membawa dampak yang signifikan.

"Dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran," kata dia usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan menteri lainnya di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

"Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi," jelas dia.

Meski demikian, Airlangga menegaskan, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid sebesar 5 persen dengan inflasi yang terkontrol di rentang 2,5 persen, plus minus 1 persen.

"Neraca perdagangan kita masih surplus dan cadangan devisa kita masih kuat di angka 136 miliar dolar AS," ungkap Airlangga.

Dia juga mengungkapkan, pasar keuangan global mengalami ketidakpastian dengan indeks dolar mengalami penguatan, sementara nilai tukar dan indeks harga saham global menunjukkan pelemahan.

Namun, Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara lain, masih dalam kondisi yang relatif aman.

Meski demikian, Airlangga menegaskan, pemerintah akan melakukan sejumlah kebijakan untuk menjaga kondisi perekonomian Indonesia ini.

"Tentu kita perlu melakukan berbagai kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak," jelas dia.

 

Tetap Fokus

Dalam menghadapi gejolak ekonomi global, kata Airlangga, pemerintah Indonesia tetap fokus pada kebijakan yang mendukung sektor riil.

Selain itu, menstabilkan nilai tukar untuk mengurangi dampak terhadap impor, sambil juga mencatat manfaat bagi eksportir yang menerima lebih banyak devisa.

"Pemerintah terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi dari investor dan juga memperkuat daya saing dan juga untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga," jelas Airlangga.

Kondisi BBM di Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengamini ada dampak terhadap harga minyak dunia dari serangan Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024. Dampaknya, bisa dirasakan pada beban pada harga BBM.

Diketahui, sejumlah menteri sektor ekonomi telah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna membahas dampak dari memanasnya konflik di Timur Tengah. Termasuk terhadap dampak kepada BBM di Indonesia.

Arifin mengatakan, pemerintah masih berencana untuk menahan harga BBM setidaknya hingga Juni 2024. Baik untuk BBM bersubsidi seperti solar dan Pertalite, atau BBM non subsidi seperti Pertamax Cs.

"Sekarang kita tahan, sementara stok aman," kata Arifin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Rencana menahan harga BBM ini sudah dilakukan sebelumnya. Konflik Iran-Israel malah menjadi salah satu tantangan terbaru.

Arifin menyebut masih akan memantau pergerakan dari harga minyak dunia dan pengaruhnya. Dia berharap, konflik Iran-Israel tak semakin memanas ke depan.

 "Kita lihat perkembangannya ke depan ya mudah-mudahan tidak ada eskalasi konflik Iran-Israel," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya