Kawal Kinerja Pemerintahan, Bijak Memilih Luncurkan Bijak Demokrasi

Bijak Demokrasi ingin meyakinkan publik bahwa terdapat berbagai cara berpartisipasi aktif dalam mendorong demokrasi yang lebih bermakna dan naik kelas.

oleh Dian Agustini diperbarui 21 Mei 2024, 20:36 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 20:35 WIB
CEO Think Policy dan Co-head Bijak Sekretariat, Andhyta Firselly Utami
CEO Think Policy dan Co-head Bijak Sekretariat, Andhyta Firselly Utami (Liputan6.com/ Dian Agustini)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 telah digelar. Platform edukasi Pemilu 2024 "Bijak Memilih" pun tetap berkomitmen dalam memberikan pendidikan politik melalui peluncuran Bijak Demokrasi.

CEO Think Policy dan Co-head Bijak Sekretariat, Andhyta Firselly Utami yang akrab disapa Afu, menjelaskan bahwa pihaknya meluncurkan Bijak Demokrasi sebagai upaya untuk terus mengawal kinerja pemerintahan.

"Partisipasi demokrasi tidak berhenti setelah pemilu selesai. Kita masih harus mengawal kinerja pejabat terpilih dan memastikan pemerintahan menghasilkan kebijakan yang berkualitas. Seringkali kita merasa tidak punya suara untuk menciptakan perubahan yang sistemik. Bijak Demokrasi ingin meyakinkan publik bahwa terdapat berbagai cara kita berpartisipasi aktif dalam mendorong demokrasi yang lebih bermakna dan naik kelas," kata Afu dalam acara 'Setelah Bijak Memilih, Lalu Apa?' di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024).

Afu menuturkan, Bijak akan menjadi sebuah gerakan, sehingga tidak akan selesai ketika pemilu usai. Itulah mengapa, lanjut dia, Bijak Demokrasi kemudian dibentuk.

"Bijak ini ingin menjadi sebuah gerakan, jadi Bijak ini bukan organisasi, Bijak adalah ruang untuk semua organisasi, komunitas yang percaya nilai-nilai yang sama. Percaya bahwa demokrasi Indonesia harus naik kelas, percaya bahwa kita harus sama-sama memantau, memilih dengan bijak, harus berkomunitas dan bergerak," ujarnya.

Nantinya, Bijak Demokrasi berbentuk empat produk yang bisa diakses oleh publik. Keempat produk tersebut dibentuk untuk mengakomodasi tiap level partisipasi publik.

4 Produk Bijak Demokrasi

Pencoblosan atau pemungutan suara Pemilu 2024
Pencoblosan atau pemungutan suara Pemilu 2024. (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Menurut Afu, ada empat cara yang bisa dijalankan untuk terus memperkuat proses partisipasi demokrasi.

"Pertama, bertanggung jawab untuk riset dan memilih kandidat yang sesuai. Kedua, mengawasi kebijakan yang dibuat tiap menteri atau parlemen. Ketiga, bergabung dalam sebuah komunitas lokal atau gerakan di isu tertentu. Terakhir masuk ke dalam partai politik atau menjadi bagian dari pemerintahan," jelasnya.

Keempat produk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bijak Pilkada: Serupa dengan Bijak Memilih, Bijak Pilkada mendorong masyarakat untuk melakukan riset dan memilih kandidat pada Pemilihan Kepala Daerah mendatang sesuai dengan nilai dan kebutuhan masing-masing.

2. Bijak Memantau: Dengan produk ini, masyarakat diajak untuk mengawasi kebijakan yang dibuat oleh setiap menteri atau anggota parlemen, memastikan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.

3. Komunitas Bijak: Melalui produk ini, masyarakat dapat bergabung dalam komunitas lokal atau gerakan untuk memperkuat partisipasi dan kolaborasi dalam memantau kebijakan publik.

4. Sekolah Bijak: Sekolah Bijak adalah platform edukasi kebijakan publik yang dirancang bagi masyarakat yang ingin mempelajari proses kebijakan publik, mulai dari pemula hingga tingkat profesional.

 

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya