Jokowi ‘Diserang’ PDIP, Projo: Taktik Usang Demi Pilkada

Projo memastikan, Presiden Jokowi adalah pemimpin yang suka mendengarkan semua pihak dari berbagai kalangan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Jun 2024, 07:47 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 07:47 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pernyataan resmi terkait penetapan Mensos Juliari Batubara sebagai tersangka dugaan korupsi bansos Covid-19. (Dok Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Relawan Pro Jokowi (Projo) menilai, PDIP masih menyerang Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Terbaru, soal pernyataan Wasekjen PDIP yang merupakan ketua Fraksi PDIP di DPR, Utut Adianto saat rapat bersama Komisi I di Senayan bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Kamis (14/6/2024).

Utut menyebut, Jokowi lebih mendengar masukan relawannya untuk menentuk langkah strategisnya ketimbang kedua lembaga tersebut, salah satunya Projo. Merespons hal itu, Bendahara Umum Projo, Panel Barus menduga pernyataan tersebut bagian dari rangkaian strategi atau taktik PDIP untuk mendiskreditkan Jokowi demi Pilkada 2024.

"Itu sudah mengarah dan cenderung kepada mulai menyerang Jokowi, mendegradasi Jokowi. Ini mereka lakukan dalam rangka taktik menghadapi pilkada serentak 2024," kata Panel Barus kepada wartawan, seperti dikutip Minggu (16/6/2024).

Panel menilai, hal itu jadi taktik usang yang berpotensi kontraproduktif. Pasalnya, Presiden Jokowi merupakan salah satu presiden terbaik yang dimiliki oleh Indonesia sehingga mayoritas masyarakat diyakini masih mencintainya.

"Itu taktik usang karena Jokowi masih dicinta rakyat Indonesia karena Jokowi adalah salah satu presiden terbaik yang dimiliki bangsa ini. Justru hal tersebut bisa berdampak negatif terhadap perolehan suara PDIP di Pilkada Serentak 2024 karena menyerang Jokowi tidak pada tempatnya, mendegradasi Jokowi," tegas Panel.

Panel memastikan, Presiden Jokowi adalah pemimpin yang suka mendengarkan semua pihak dari berbagai kalangan. Karena itu, Jokowi sering melakukan blusukan dan bertemu dengan berbagai kalangan, termasuk dengan Lemhannas, Wantannas, tokoh masyarakat, petani dan para relawan.

"Pak Jokowi adalah pemimpin yang mendengarkan, ketemu tokoh agama, dia mendengarkan. Pak Jokowi ketemu pimpinan kementerian/lembaga, Pak Jokowi datang ke desa-desa, dia mendengar, ketemu petani dia mendengar. Dia tipe pemimpin yang mau mendengarkan,” jelas Panel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


PDIP Disebut Baper

Sebaliknya, menurut Panel, serangan Utut Adianto menggambarkan gejala merata di kalangan elite PDIP, yakni sikap ‘baper’ berkelanjutan. Hal ini tidak terlepas dari kekalahan PDIP di Pilpres 2024 dan penurunan perolehan suara di Pileg 2024.

"Kami melihat ada gejala yang merata di elite PDIP, ada sikap baperan yang berkelanjutan. Ada gejala di elite PDIP sikap baperan berkelanjutan. Kenapa baperan berkelanjutan? Ini ekses dari sekali lagi kalah pilpres dan pileg turun angkanya. Kenapa itu terjadi? Karena ada perubahan relasi antara Jokowi dengan PDIP sebelum pemilu," Panel menandasi.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya