Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowo menyoroti tak adanya dokter spesialis jantung, syaraf, dan onkologi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kendati telah memiliki 13 dokter spesialis, dia menekankan RSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.
Baca Juga
"Memang yang banyak, yang enggak ada itu spesial jantung, syaraf, sama untuk yang kanker. Di mana-mana sama. Oleh sebab itu, harus dikejar sebanyak-banyaknya dokter spesialis yang tadi saya sampaikan," jelas Jokowi usai meninjau RSUD Tamiang Layang.
Advertisement
Dalam kunjungan ini, dia juga memastikan kesiapan rumah sakit dalam menerima dan mengoperasikan peralatan medis canggih yang akan didistribusikan oleh pemerintah. Jokowi menyebut fasilitas rumah sakit harus siap mengoperasikan alat kesehatan modern.
"Ya ini kita kan mau mendistribusikan alkes-alkes yang modern baik itu cath lab, mammogram, CT scan, MRI semuanya kan kita harus melihat kesiapan-kesiapan rumah sakit, baik ruangannya, bangunannya, semuanya kan ingin kita lihat secara sampling," jelasnya
Jokowi menekankan pentingnya pengecekan kesiapan sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit yang menjadi penerima alat kesehatan tersebut.
Hal ini agar alat kesehatan yang dikirim pemerintah bisa digunakan untuk pasien.
"Kalau alatnya dikirim, SDM-nya ada apa tidak? Ada yang siap, ada yang belum siap. Ada yang sudah cukup, masih banyak lagi yang belum cukup. Itulah yang akan dikejar oleh Pak Menteri Kesehatan," tutur Jokowi.
Minta Kemenkes
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengisi kekosongan dokter umum dan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
"Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5/2024).
"Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampe di kabupaten/kota, sudah sampe di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya yang tidak ada," sambungnya.
Advertisement
Mengaku Banyak Dapat Keluhan
Dia mengaku banyak mendapat keluhan soal tak adanya dokter spesialis di daerah, khususnya provinsi kepulauan. Jokowi menyampaikan hal ini menjadi pekerjaan besar pemerintah untuk menyediakan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
"Rasio dokter berbanding penduduk kita. Saya kaget, saya tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000, peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali. Di ASEAN kita peringkat 9. Berarti masuk 3 besar tapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia meminta Kemenkes membuat terobosan untuk memperbanyak dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya, dengan memaksimalkan 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit.
"2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional," tutur Jokowi.