Sekjen Dewan Ulama Senior Al Azhar: Indonesia Contoh Terbaik Toleransi Antarumat Beragama

Ia mengaku sangat terkesan melihat kehadirannya bersama Grand Syekh Al Azhar di Indonesia, tidak hanya disambut oleh umat Islam, tapi juga oleh umat berbagai agama.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Jul 2024, 10:35 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 10:28 WIB
Al Azhar Mesir
Sekjen Dewan Ulama Senior Al-Azhar Prof Abbas Shouman dalam acara Seminar Ilmiah bersama Ulama Al Azhar di Pesantren At Taqwa, Bekasi, Rabu (10/7/2024). (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Dewan Ulama Senior Al-Azhar Prof Abbas Shouman mengapresiasi kerukunan umat beragama di Indonesia. Dia menilai Indonesia sebagai contoh terbaik dalam praktik toleransi dan koeksistensi atau hidup bersama dalam perdamaian.

Hal ini disampaikan oleh Prof Abbas Shouman yang juga Guru Besar bidang Syariah Universitas Al Azhar Mesir saat memberikan sambutan pada Seminar Ilmiah bersama Ulama Al Azhar di Pesantren At Taqwa, Bekasi, Rabu (10/7/2024). Seminar ini mengangkat tema, "Peran Pemuka Agama dalam Menghadapi Tantangan Harmoni: Pelajaran dari Hijrah Nabi saw".

Hadir Direktur Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor Indonesia Muchlis M Hanafi, Pimpinan Yayasan Attaqwa, KH Irfan Mas’ud, Pimpinan Yayasan Nurul Islam KH Noer Ali Bekasi, Pimpinan Pesantren se Kab Bekasi, Ketua Umum MUI Bekasi KH Madrais Hajar, Ketua Forum Pondok Pesantren Kab Bekasi KH M Yasin, Ketua FKUB Kab Bekasi KH Mahmud, Ketua ICMI Kota Bekasi H Inayatulloh, serta ratusan tokoh agama, masyarakat, dan santri di Kab Bekasi.

"Indonesia adalah contoh yang bagus dalam hal at-Ta'ayusy as-Silmy atau koeksistensi atau hidup dalam perdamaian. Sebab, negeri ini sangat beragam, baik suku, agama, dan lainnya, tapi hidup berdampingan dengan damai," tegas Prof Abbas Shouman yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA).

Prof Abbas Shouman mengaku sangat terkesan melihat kehadirannya bersama Grand Syekh Al Azhar di Indonesia, tidak hanya disambut oleh umat Islam, tapi juga oleh umat berbagai agama.

Menurutnya, praktik baik masyarakat Indonesia sejalan dengan ajaran Rasulullah untuk terus menjaga perdamaian antarumat beragama. "Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, penduduk di sana ada yang tetap beragama Yahudi dan tidak pernah dipaksa masuk Islam," sebutnya.

"Al-Azhar juga mendirikan organisasi bersama dengan gereja-gereja Kristen di Mesir. Dan saling membantu sampai sekarang. Karena menjaga perdamaian itu sangat penting demi menjaga kedaulatan negara, dan kerukunan anak cucu kita nanti," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ada 15 Ribu Mahasiswa Indonesia Belajar di Al Azhar

Prof Abbas Shouman menambahkan bahwa pelajar Indonesia yang mencari ilmu di Al Azhar sangat banyak. Jumlahnya sekitar 15.000 orang. Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb sangat memperhatikan pelajar asing, termasuk Indonesia, melebihi orang Mesir sendiri.

"Karena bagi beliau, mereka adalah titipan dari orang tuanya yang harus dijaga dan diayomi sehingga nanti kembali dalam keadaan baik," ujar Prof Abbas Shouman.

"Al Azhar sangat senang dengan pelajar Indonesia. Mereka istimewa karena adabnya, ketawadhu'an dan kegigihannya dalam belajar," tandasnya.

Infografis Jejak Ajaran Toleransi Sunan Kudus
Infografis Jejak Ajaran Toleransi Sunan Kudus. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya