Megawati ke Anak Muda: Modern Boleh, tapi Tetap Peduli Budaya Indonesia

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan generasi muda untuk menaruh kepedulian terhadap budaya dan kesenian Indonesia. Dia meminta generasi muda tidak terlena dengan adanya kemajuan teknologi saat ini.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Agu 2024, 03:15 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 03:15 WIB
Ketika Megawati Soekarnoputri Sambangi Pameran Patung dan Aktivisme
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri datang di pameran patung dan aktivisme yang digelar pematung Dolorosa Sinaga. Dolorosa berkolaborasi dengan Budi Santoso menggelar pameran di Gedung A Galeri Nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan generasi muda untuk menaruh kepedulian terhadap budaya dan kesenian Indonesia. Megawati meminta generasi muda tidak terlena dengan adanya kemajuan teknologi saat ini.

"Jadi memang itu kalau dilihat, makanya adek-adek ini jangan cringe dengan budaya dan seni. Modern boleh, tapi mending kalian ada yang tahu soal budaya sendiri," kata Megawati saat menghadiri pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).

Presiden kelima RI itu menyampaikan tak ada yang salah apabila anak-anak muda mengikuti perkembangan zaman. Namun, Megawati tetap mengingatkan anak muda perlunya ada keseimbangan.

"Makanya jangan mikir (semata-mata) kalau yang modern itu yang hebat, no. (Pemikiran begitu) bisa merusak. Jadi mesti menyeimbangi," tegas Megawati.

"Dan saya sangat tahu sekali bahwa modernisasi kalau juga tidak dilakukan dengan sebuah hati nurani, itu bisa menjadi daya rusak yang hebat," sambung Megawati.

Megawati menyampaikan dirinya memiliki kekaguman dengan budaya Indonesia dan seluruh kesenian yang ada di Tanah Air. Dia menceritakan keluarganya sangat menyukai kesenian dan selalu mengapresiasi para seniman Indonesia.

"Dari dulu memang saya mengagumi, karena ndak tahu ya, saya kan pernah bilang bahwasanya di sini, ketika ada pameran Butet, saya, keluarga saya, mungkin terkenalnya hanya urusan politik. Padahal tidak (politik saja)," tutur Megawati.

"Kami dari keluarga seniman. Bapak ibu saya itu sangat mengapresiasi seniman dan budayawan, bukan seniman saja," imbuh dia.

Megawati Hadiri Pameran Patung dan Aktivisme Karya Dolorosa Sinaga

Ketika Megawati Soekarnoputri Sambangi Pameran Patung dan Aktivisme
Lewat karya seni patung, Dolorosa Sinaga menuangkan kegelisahan terkait Masalah Hak Asasi Manusia (HAM), penghilangan paksa, hingga mereka yang dilukai terangkum dalam tiga monumen publik di depan pintu Galeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri meninjau pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).

Kehadiran Megawati untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan serta pematung yang menyampaikan karya seninya lewat gagasan serta kreativitas serta semangat juang.

"Kehadiran Ibu Mega ini untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan dan para pematung kita yang menampilakan gagasannya penuh kreativitas dan juga mengandung semangat juang serta aspek-aspek historis untuk pembelajaran masa depan," jelas Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat mendampingi Megawati di Galeri Nasional, Kamis.

Megawati tampak didampingi Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Dolorosa Sinaga, pakar hukum Todung Mulya Lubis serta kader muda PDI Perjuangan seperti Aryo Seno Bagaskoro.

Saat tiba, Megawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional. Di depan monumen itu, Megawati mendapat penjelasan langsung dari Dolorosa Sinaga soal karya-karyanya.

Lalu, Ketua Umum PDIP itu menuju Monumen Pembantaian Massal Indonesia di tahun 1965-1966. Megawati tampak menaruh bunga mawar merah di depan monumen tersebut.

Megawati Minta Seniman Dolorosa Sinaga Rancang Monumen 27 Juli

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat meninjau pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat meninjau pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024). (Dok. Istimewa)

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta seniman Dolorosa Sinaga untuk merancang patung Monumen 27 Juli.

Hal itu untuk mengenang peristiwa penyerangan 27 Juli 1996 atau Kudatuli di mana kantor DPP PDI saat itu diserang oleh massa.

Nantinya, patung tersebut akan disimpan di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

"Dalam rangka 27 Juli, Ibu Mega juga sudah mengharapkan bantuan dari Mbak Dolorosa Sinaga untuk merancang Monumen 27 Juli yang akan ditaruh di kantor DPP PDIP Lenteng Agung dan kantor DPP yang di Diponegoro," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat mendampingi Megawati menyaksikan pameran seni patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).

Hasto berharap karya Monumen 27 Juli di kantor DPP PDIP dapat menjadi momentum menggelorakan semangat juang.

Dia menuturkan monumen tersebut tak hanya menjadi pengingat bagi kader PDIP, namun juga masyarakat agar menyadari pentingnya nilai-nilai perjuangan demokrasi dan penegakan hukum.

"Tidak hanya bagi kader PDIP, tetapi mengingat pentingnya nilai-nilai demokrasi, penegakan hukum yang berkeadilan dan watak pemerintahan yang berdasarkan kepada penghormatan keadilan rakyat," jelas Hasto.

Menurut Hasto, kehadiran Megawati dalam pameran Dolorosa untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan serta pematung yang menyampaikan karya seninya melalui gagasan serta kreativitas.

"Kehadiran Ibu Mega ini untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan dan para pematung kita yang menampilakan gagasannya penuh kreativitas dan juga mengandung semangat juang serta aspek-aspek historis untuk pembelajaran masa depan," tutur Hasto.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya