Curhat SBY 10 Tahun di Luar Kekuasaan: Ada yang Tak Ingin Demokrat di Pemerintahan

SBY mengatakan lima tahun terakhir ada pihak yang mencoba mengambil alih Partai Demokrat.

oleh Tim News diperbarui 09 Sep 2024, 13:54 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 13:52 WIB
SBY
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Tim News).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) megungkapkan keadaan partainya selama di luar pemerintahan. Hal itu dia sampaikan, saat syukuran ulang tahun ke-23 Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

"Masih ingat 23 tahun yang lalu ketika saya menggagas, membentuk dan sebenarnya mendirikan partai ini dan partai ini masih tegak berdiri, meskipun badai dan topan sering menerka," kata SBY.

Dalam 10 tahun masa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) banyak rintangan yang harus dilalui. Berada di luar pemerintahan tidak lah mudah. Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

"Sepuluh tahun ini sebagaimana Ketua Umum, Bung AHY katakan tadi, bukanlah tahun yang mudah. Ten years menjadi partai di luar pemerintahan, karena memang ada pihak yang tidak menginginkan Partai Demokrat berada di pemerintahan, tidaklah mudah. Kami ingin do something untuk rakyat kita, jalannya juga tidak mudah," ungkap dia.

Kemudian, lima tahun terakhir ada pihak yang mencoba mengambil alih Partai Demokrat. "Itu tidak mudah, menguras energi, pikiran, waktu, biaya yang tidak mudah kita dapatkan untuk menjaga kedaulatan partai demokrat," ujarnya.

"Ada yang gamblang di mata kita kejadian itu, bakal diambil alihnya pimpinan dan partai ini. Ada yang masih misterius, hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu, saya salut atas keberanian, keteguhan, dan upaya gigih mempertahankan kedaulatan kita, rumah kita, hak milik kita. Lima tahun tersita sangat banyak untuk itu. Satu tahun terakhir juga tidak mudah," sambung SBY.

 

Strategi Politik Harus Lentur

SBY pun berpesan agar strategi politik haruslah lentur dan pragmatis. Namun, jangan abaikan nilai-nilai demokratis.

"Politik memang harus pragmatis, saya tahu. Strategi politik harus lah lentur, saya tahu. Harus punya siasat bagaimana kita tidak kalah, tidak terungkap dan tertindas, saya tahu. Tapi saya titip, di tengah-tengah pragmatisme, di tengah-tengah kelenturan dalam berpolitik, jangan abaikan nilai-nilai yang fundamental. Hormati pegang penuh konstitusi. Tegakkan nilai-nilai demokrasi. Tegakkan keadilan bagi semua," imbuh dia.

Infografis Singgasana Demokrat Terbelah Dua
Infografis Singgasana Demokrat Terbelah Dua (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya