Rektor Sebut Indonesia Emas 2045 Tergantung pada Anak Muda yang Ada Saat Ini

Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Marsudi Wahyu Kusworo menilai Indonesia Emas 2045 tergantung anak muda saat ini sebagai pemimpin bangsa di masa depan.

oleh Tim News diperbarui 18 Sep 2024, 23:20 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 17:17 WIB
Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan memasuki usia emas pada 2045 mendatang. Indonesia mematok target dapat menjadi negara maju saat memasuki usia 1 abad. Semuanya perlu dipersiapkan dengan matang demi mewujudkan cita-cita mulia tersebut.

Ketua Umum Yayasan Masyarakat Indonesia Emas (YMIE) Prof Marsudi Wahyu Kusworo menilai, hal tersebut semua tergantung anak muda saat ini sebagai pemimpin bangsa di masa depan.

"Indonesia Emas atau Indonesia cemas, tergantung kepada anak muda sekarang, kalau kita salah dalam menuju kesana maka bisa menjadi Indonesia lemas bisa menjadi Indonesia cemas gitu ya, agar itu tidak terjadi, bangunlah bangkit," ujar Marsudi dalam webinar Sapa BUMN bertajuk 'Menuju Indonesia Emas 2045', yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Rabu (18/9/2024).

Menurut Rektor Universitas Pancasila (UP) ini, dirinya bersama rekan-rekan melalui YMIE terus melakukan pembinaan teradap anak muda, terutama dari desa dengan membentuk Kesatria Desa.

Marsudi menjelaskan, Kesatria Desa merupakan perwakilan dari masing-masing desa dua orang, kemudian dididik dalam sebuah basecamp selama dua minggu, dan sekarang anak-anak muda ini sudah menyebar kemana-mana.

"Jadi, ini adalah mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang lahir dari desa setelah mereka ditraining kepemimpinan, kreativitas dan berbagai macam hal yang berkaitan dengan pembangunan desa, mereka kemudian pulang ke desanya masing-masing membuat sebuah proposal ide, mau membuat apa di desanya, mau mengembangkan apa di desanya?," kata dia.

"Proposal yang terbaik itu kemudian kita bantu, kita lingkan dengan BUMN. Bisa kita lingkan dengan dunia usaha untuk disponsori untuk membangun desa tersebut," sambung anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inginkan Indonesia Jadi Negara Maju Modern

Sebagai upaya mendorong masyarakat Indonesia yang sehat dan bugar, Gerakan Panrannuangku Takalar Dukung Ganjar adakan lomba senam bersama sejumlah perempuan yang terdiri dari anak muda dan ibu-ibu (Istimewa)
Sebagai upaya mendorong masyarakat Indonesia yang sehat dan bugar, Gerakan Panrannuangku Takalar Dukung Ganjar adakan lomba senam bersama sejumlah perempuan yang terdiri dari anak muda dan ibu-ibu (Istimewa)

Marsudi mengatakan, untuk mewujudkan Indonesia emas 2024, sesuai cita-cita dari para founding fathers Indonesia menjadi negara maju modern, makmur, dan sejahtera rakyatnya, maka juga diperlukan turut membangun desa-desa yang ada di Indonesia.

"Jadi, kita ngurusi wong deso saja, mayoritas kita kan desa ya, jadi Indonesia itu maju kalau desanya maju, Indonesia kaya kalau desanya kaya. desa itu punya potensi yang luar biasa, ibaratnya ini batu belum digosok, itu belum dipoles gitu ya, kalau sudah dipoles sudah jadi akan mengkilapkan," ucap dia.

"Jadi kalau tidak dipoles kayak batu di pinggir jalan, kalau dipoles jadi batu akik, jadi desa juga demikian," sambung Marsudi.

Diketahui, YMIE mengkatagorisasikan desa pada lima macam, tergantung dari potensinya. (1) Desa wisata, (2) Desa UMKM, (3) Desa untuk pangan, desa pangan ini untuk ketahanan pangan pertanian, (4) Desa industri, dimana disitu banyak pabrik-pabrik dan sebagainya, (5) Desa perkotaan.

Marsudi mengajak semua pihak untuk terut serta mewujudkan cita-cita mulia ini menjadi Indonesia emas 2045 melalui aksi nyata membangun Indonesia.

"Saya ingin mengajak semua nya silahkan berkontribusi dengan masing-masing, dengan teknik masing-masing, dengan teori masing-masing, dengan pendekatan masing-masing, kalau mau bergabung dengan YMIE juga boleh, mau mengembangkan teori sendiri pendekatan ini boleh, yang penting kita punya cita-cita bersama untuk membangun Indonesia maju," kata dia.

"Karena itu, jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan jangan pernah lelah untuk bekerja memperbaiki Indonesia," tutup Marsudi.

Infografis Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Jauh di Bawah Negeri Jiran. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Jauh di Bawah Negeri Jiran. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya