Cek Pabrik Garam di Serang Banten, Menko Zulhas Optimistis Bisa Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Zulhas menjelaskan bahwa PT Ainul Hayat Sejahtera yang telah beroperasi sejak awal 2024 dalam memproduksi NaCl atau garam dengan kadar 98%.

oleh Nasrul Faiz diperbarui 10 Jan 2025, 17:10 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2025, 17:03 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat meninjau pabrik garam PT Ainul Hayat Sejahtera di Serang, Banten.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat meninjau pabrik garam PT Ainul Hayat Sejahtera di Serang, Banten. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengecek pabrik garam PT Ainul Hayat Sejahtera di Serang, Banten. Usai mengelilingi pabrik, Zulhas optimistis industri garam negeri bisa memenuhi kebutuhan garam dalam negeri.

Eks Menteri Perdagangan itu menjelaskan bahwa PT Ainul Hayat Sejahtera yang telah beroperasi sejak awal 2024 dalam memproduksi NaCl atau garam dengan kadar 98%. Kadar tersebut lebih tinggi dari permintaan garam industri makanan dan minuman dengan minimal kadar 95%.

"(Pabrik) ini sudah berproduksi mulai awal tahun 2024, namanya PT Ainul Hayat Sejahtera, sudah bisa produksi kadar NaCl sampai 98%, yang untuk industri makanan itu kadang 95%, ini 98% lebih bagus lagi. Oleh karena itu, kita tidak perlu impor lagi yang seperti ini" ujar Zulhas, Jumat (10/1/2025).

Zulhas yang juga Ketua Umum PAN itu melihat bahwa produksi pabrik garam seperti dari PT Ainul Hayat Sejahtera dapat mencukup kebutuhan garam dalam negeri.

"Itu (aaram) yang depan ada yang menggunung tuh. Ini (kapasitas) 210 ribu ton, tahun ini (produksi) 180 ribu ton, kan bertahap, mungkin tahun depan sudah full kapasitas," ujar Zulhas.

 

Impor Garam

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat meninjau pabrik garam PT Ainul Hayat Sejahtera di Serang, Banten.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat meninjau pabrik garam PT Ainul Hayat Sejahtera di Serang, Banten. (Dok. Istimewa)

Lebih lanjut Zulhas menjelaskan bahwa impor garam hanya berlaku untuk kebutuhan garam rumah sakit. Sebab kadar yang diminta masih terlalu tinggi dan industri dalam negeri belum bisa melampauinya.

"Hanya memang yang untuk rumah sakit, farmasi kita belum bisa, farmasi masuk infus itu kadarnya lebih tinggi, kita belum bisa. Untuk rumah sakit masih memerlukan impor," ujar Zulhas.

Namun, Zulhas meyakinkan bahwa saat ini Menteri Kelautan dan Perikanan sedang menyiapkan pabrik garam untuk kebutuhan garam rumah sakit.

"Tapi Pak Menteri Kelautan minta waktu dua tahun dia mau bikin juga. Jadi mudah-mudahan setahun dua tahun ini garam sudah mencukupi kepetingan kita," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya