Liputan6.com, Jakarta - Pihak keluarga angkat bicara usai Sandy Permana diduga menjadi korban pembunuhan. Sebab seperti diketahui sebelumnya, aktor sekaligus eks calon legislatif (caleg) dari Partai Hanura Sandy Permana ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pinggir jalan Perumahan TNI-Polri Umum, Desa Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
Jasad korban Sandy Permana tepatnya ditemukan di jalanan Perumahan Cibarusah Jaya Tni/Polri/Umum RT 005/008 Desa Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Minggu 12 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Pihak keluarga tak pernah menyangka Sandy Permana menjadi korban dalam kasus dugaan pembunuhan.
Advertisement
"Enggak percaya," kata Amelia, kakak ipar mendiang Sandy Permana, dilansir dari berita video yang diwartakan kanal Enam Plus Liputan6.com, Senin 13 Januari 2025.
Menurut Amelia, saat pagi kejadian, korban Sandy Permana menjalani rutinitas seperti biasa di luar rumah.
"Biasa kasih makan ayam, dia punya ternak ayam di belakang, terus nganterin buat usaha dia, usaha bakso," ucap dia.
Amelia menyebut pihak keluarga bahkan awalnya sempat mengira bahwa kejadian ini karena perampokan.
"Pas kejadian kita enggak percaya, yang nusuknya itu temennya sendiri. Awalnya saya enggak tahu, (mungkin) ada yang maling atau apa (lalu) dia ngelawan," kata Amelia.
Sementara itu, polisi masih terus mengusut kasus penusukan yang menewaskan aktor Sandy Permana. Hingga kini pihak kepolisian telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan pelaku yang diduga tetangga korban.
Sebagai istri almarhum, Ade Andriani berharap pelaku segera ditemukan dan mendapat keadilan atas meninggalnya suami tercinta. Terkait kasus ini, ia ingin nyawa dibayar nyawa.
"Update kepolisian katanya sudah nyebar ya, fotonya sudah disebar. Katanya lagi dalam pencarian, mudah-mudahan lah hari ini pelakunya diketemukan," kata Ade Andriani di rumah duka kawasan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, Senin 13 Januari 2025.
"Saya maunya ya hukumnya nyawa dibayar nyawa ya. Karena biar ngerasain ya kehilangan. Sama dia punya anak tiga, saya punya anak tiga. Anak saya masih kecil-kecil," Ade Andriani menambahkan.
Berikut sederet pernyataan keluarga juga istri almarhum usai Sandy Permana ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pinggir jalan dan meninggal dunia dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Keluarga Kaget Terduga Pelaku Pembunuhan Teman Mendiang
Keluarga tak pernah menyangka Sandy Permana menjadi korban dalam kasus dugaan pembunuhan.
"Enggak percaya," kata Amelia, kakak ipar mendiang Sandy Permana, dilansir dari berita video yang diwartakan kanal Enam Plus Liputan6.com, Senin 13 Januari 2025.
Amelia bercerita, saat pagi kejadian, korban menjalani rutinitas seperti biasa di luar rumah.
"Biasa kasih makan ayam, dia punya ternak ayam di belakang, terus nganterin buat usaha dia, usaha bakso," kata Amelia.
Ia menyebut pihak keluarga bahkan awalnya sempat mengira bahwa kejadian ini karena perampokan.
"Pas kejadian kita enggak percaya, yang nusuknya itu temennya sendiri. Awalnya saya enggak tahu, (mungkin) ada yang maling atau apa (lalu) dia ngelawan," ucap Amelia.
Setelah diperiksa, ternyata banyak luka tikam di tubuh pemeran Arya Soma dalam sinetron Misteri Gunung Merapi 3 (Mak Lampir) ini.
"RS minta keluarga bikin laporan, karena kasusnya kasus pembunuhan," kata Amelia.
Amelia bercerita, bahwa beberapa waktu lalu mendiang Sandy Permana cekcok dengan rekannya.
"Percekcokan warga, tapi cuma salah paham. Sudah, clear, sudah selesai enggak ada masalah. Tapi mungkin ada dendam pribadi si pelaku ini, cuma saya enggak tahu karena saya cuma kakak iparnya," ucap dia.
Amelia menjelaskan bahwa mendiang sosok yang ramah dan pandai bergaul.
"Di mata keluarga, adik ipar saya dikenal supel ya. Bergaul, orangnya ramah. Orang di sini pada kenal dia," jelas Amelia.
Advertisement
2. Istri Sandy Permana Tuntut Keadilan Terkait Kasus Penusukan yang Menewaskan Suaminya
Polisi masih terus mengusut kasus penusukan yang menewaskan aktor Sandy Permana. Hingga kini pihak kepolisian telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan pelaku yang diduga tetangga korban.
Sebagai istri almarhum, Ade Andriani berharap pelaku segera ditemukan dan mendapat keadilan atas meninggalnya suami tercinta. Terkait kasus ini, ia ingin nyawa dibayar nyawa.
"Update kepolisian katanya sudah nyebar ya, fotonya sudah disebar. Katanya lagi dalam pencarian, mudah-mudahan lah hari ini pelakunya diketemukan," kata Ade Andriani di rumah duka kawasan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, Senin 13 Januari 2025.
"Saya maunya ya hukumnya nyawa dibayar nyawa ya. Karena biar ngerasain ya kehilangan. Sama dia punya anak tiga, saya punya anak tiga. Anak saya masih kecil-kecil," Ade Andriani menambahkan.
Diakui Ade, kepergian Sandy Permana menyisakan luka mendalam bagi anak-anak mereka yang masih kecil. Apalagi almarhum ditemukan di rumah sakit dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
"Luka tusuknya di sini (leher). Ada bolong, itu ditusuk pakai obeng," ucap Ade.
Ade melanjutkan, pada Sandy juga ditemukan luka sayatan pisau di wajah, dada, perut, punggung, dan tangan.
"Terus kalau di muka itu penuh ada sayatan pisau, sama di dada, di perut, sama di belakang. Sama di tangan itu banyak sayatan pisau," kata Ade.
3. Istri Sebut Terduga Pelaku Pernah Jadi Kru Sinetron Tukang Bubur Naik Haji
Aktor Sandy Permana meninggal dunia karena setelah mengalami luka tusuk yang diduga dilakukan oleh tetangganya sendiri. Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu, 12 Januari 2025 di dekat kediaman almarhum, di kawasan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat.
Ade Andriani, istri Sandy Permana mengungkapkan, terduga pelaku cukup dikenal di lingkungannya. Sepengetahuannya, aktivitas terduga belakangan hanya memotong rumput dan mengantarkan anak sekolah.
"Tujuh tahunan ini kerjaannya cuma potong rumput, antar anak sekolah, udah gitu aja," ungkap Ade Andriani.
Ade menyebut terduga pelaku juga pernah menjadi kru di sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Tapi Ade tak mengetahui secara pasti waktu terduga berprofesi sebagai kru sinetron.
"Iya pernah jadi kru Tukang Bubur Naik Haji. Itu tahun berapa ya, mungkin dia juga satu ini juga sama suami saya. Suami saya di Mak Lampir, mungkin dulunya di kru Mak Lampir juga. Iya sadis juga," kata Ade.
Ade melanjutkan, sebelum terjadinya peristiwa tragis itu, almarhum sempat terlibat cekcok dengan terduga pelaku. Hal itu ia ketahui dari cerita warga sekitar.
"Kan kayak pagi itu biasanya kan kita nganterin makanan ayam untuk ke belakang. Terus (Minggu) sekitar 07.30 WIB itu kejadiannya pagi. Katanya sih cekcok, cekcoknya itu saya nggak tahu seperti apa," ujar Ade.
Bukan tanpa alasan Ade menyebut terduga pelaku penusukan suaminya adalah tetangganya sendiri. Sebab, almarhum sempat menyebut nama pelaku ketika mencari pertolongan dalam keadaan penuh luka.
"Mencurigai iya, karena pada saat kejadian suami saya sudah berlumur darah. Suami saya sempat jalan minta pertolongan warga, gang sebelah kan ada perawat, dia minta tolong. Karena nggak ada, dia ke temannya. Temannya nanya kenapa, dia sebutin nama pelaku terus. Saat berdarah dia sebut nama pelaku terus," ucap Ade Andriani.
Advertisement
4. Istri Ungkap Detik Terakhir Suami Hembuskan Napas Terakhir
Kemudian, Ade Andriani tidak mengetahui persis kronologis peristiwa tragis yang menimpa suaminya hingga meninggal dunia. Dia justru mendapat kabar dari tetangga tentang almarhum yang tengah dilarikan ke rumah sakit.
Ade Andriani terkejut mendapati sepeda motor yang biasa digunakan Sandy Permana berlumuran darah. Tak berpikir lama, ia diantar tetangganya langsung pergi ke Rumah Sakit Harapan Mulia, lokasi mendiang berada.
"Itu jam setengah 8 saya dibangunin sama ibu saya Kemudian ada tetangga yang jemput, katanya disuruh ke rumah sakit Rumah sakit. SUdah saya siap-siap, terus saya keluar depan rumah. Saya lihat motor suami saya yang dipakai sebelum kejadian, saya lihat motor itu penuh darah," ungkap Ade Andriani.
"Saya syok, saya bilang kenapa ini? Nggak jatuh, ayo buruan, katanya gitu, saya dibawa ke rumah sakit. Saya lihat suami saya lagi tiduran, masih sadar, mungkin lagi menahan sakit. Saya lihat itu sudah penuh darah, di baju semua itu udah penuh darah. Dia udah mau gerak-gerak karena sakitnya," Ade Andriani menambahkan.
Sebagai istri, Ade berusaha menguatkan Sandy yang tengah menahan rasa sakit akibat luka di tubuhnya. Hanya saja, saat itu Sandy sudah sulit berbicara saat Ade menanyakan sosok pelaku yang membuat kondisinya demikian.
"Jadi dia nggak bisa ngomong. Jadi dari rumah Sakit Harapan Mulia dirujuk lagi ke RSUD Cilengsi. Di dalam mobil itu saya dampingi dia," ucap dia.
Sayang, ajal lebih cepat menjemput sebelum Sandy tiba di rumah sakit. Sesampainya di RSUD Cilengsi, Ade baru tahu bahwa suaminya menjadi korban dari korban penusukan
"Sampai rumah sakit RSUD Cilengsi dia udah menghembuskan napas terakhirnya di sini saya (dipelukan saya). Sampai di rumah sakit RSUD Cilengsi itu baru dinyatakan meninggal, sudah diproses karena korban penusukan," kata Ade.
5. Istri Sebut Almarhum Sempat Terlibat Cekcok dengan Terduga Pelaku Sebelum Peristiwa Penusukan
Ade Andriani kemudian mengungkapkan, sebelumnya mendiang memiliki sedikit masalah dengan terduga pelaku. Semua berawal ketika forum warga pada November lalu, dimana Sandy menyampaikan usulannya.
"Waktu itu kita ada forum warga, forum RT bulan November. Terus suami saya mengeluarkan aspirasi mungkin ya mengenai minum-minuman yang dilarang di perumahan ini mungkin," ujar dia.
"Si pelaku mungkin tidak terima pas bahas minum-minuman ya. Dia tidak terima, terus suami saya berkomentar langsung dia bilang, 'kenapa?'. Suami saya bilang 'anda bukan warga sini', Suami saya ngomong seperti itu," sambung Ade Andriani.
Ade mengatakan, terduga pelaku memang sudah tinggal lama di kawasan itu. Namun secara administratif, yang bersangkutan bukan warga setempat.
"Terus malamnya itu juga, dia melototi saya Itu waktu di bulan November, itu pelaku. Saya bilang kenapa? Suami saya juga nyamperin Kenapa melotot? Nah mungkin di saat itu dia ada dendam kali ya," imbuhnya.
Ade juga pernah mendapat pengalaman kurang menyenangkan dengan terduga pelaku. Ia menilai, kejadian tempo hari dalam forum warga masih terus dipendam oleh terduga pelaku.
"Saya alami itu ada satu bulan yang lalu deh. Saya ke rumah yang di belakang sama anak saya naik motor. Itu si pelaku lagi mangkas pohon. Cara orang mangkas biasa sama yang emosi kan beda. Jadi pas saya lewat, terus dia emosi begitu, dia cuma melotot," akunya.
Sementara ini polisi masih terus melakukan pendalaman dan mencari tahu keberadaan terduga pelaku. Sepengetahuan Ade, terduga pelaku sempat kabur usai kejadian penusukan suami.
"Iya kabur, katanya ha ia dari kejadian itu dia langsung kabur iringan 2 motor sama istri dan anaknya," ucap Ade Andriani.
Advertisement
6. Istri Sebut Terduga Pelaku Sempat Kabur Usai Peristiwa Dugaan Penusukan Suaminya
Lalu menurut Ade Andriani, sebelumnya mendiang memang sempat terlibat cekcok dengan terduga pelaku. Usai kejadian, Ade menyebut pelaku sempat kabur dengan anak dan istrinya.
"Pagi kan dia (suami) memang suka antar makanan ayam ke rumah belakang, karena dia ternak ayam. Katanya ada cekcok sama tetangga, langsung penusukan katanya," kata Ade Andriani.
"Iya, kabur. Katanya habis dari kejadian itu dia langsung kabur Iringan dua motor ama istri dan anaknya. Jadi minggat," Ade Andriani menambahkan.
Ade mengaku sempat mendatangi kontrakan terduga pelaku. Namun di lokasi tidak ditemukan siapa pun, dan dari informasi yang dia dengar, istri terduga pelaku sedang berada di kantor polisi.
"Pelaku itu dulunya tinggal di sebelah rumah saya, setelah itu dijual rumahnya, dia mengontrak di situ. Tadi saya samperin ke sana Nggak ada. Info dari warga Dia di Polsek (istri pelaku)," kata Ade.
Ade menilai, ketegangan antara Sandy dan terduga pelaku berawal dari forum warga, di mana almarhum menyampaikan aspirasi menolak minum minuman keras di wilayah tempat tinggal mereka. Ade pun tak menyangka jika masalah itu berbuntut panjang.
"Karena kan cuma cek cok biasa, nggak ada sampe berantem. Ya namanya kita forum kan, argumen biasa ya. Cuman kalau kita lagi bahas apa yang terjadi di lingkungan. Nah dia nggak terima. Kalau dia nggak terima, berarti dia peminum dong," tutur Ade.
Sepengetahuan Ade, terduga pelaku pribadi yang tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitar. Saking jarang berbicara, Ade menyebut terduga lagu dengan panggilan Limbat.
"Karena dia orangnya nggak berbaur sama warga, orangnya tertutup, nggak pernah ngomong. Sampai saya udah berapa tahun tinggal di sini nggak pernah dengar suara dia seperti apa. Kalau kita ngomongnya dia di sini Limbat. Karena rambutnya udah limbat terus dia nggak pernah ngomong," ucap Ade.
7. Istri Mengaku Bingung Jelaskan ke Anak soal Meninggalnya Ayah Mereka
Selain itu, Ade Andriani tak menyangka suaminya, Sandy Permana, menjadi korban penusukan hingga meninggal dunia. Saat ini, Ade hanya bisa mengenang momen keberasaan yang dilalui dengan almarhum.
Di mata Ade Andriani, almarhum sosok yang baik bagi keluarga dan juga lingkungan sekitar. Apalagi, kediaman Sandy Permana kerap dijadikan tempat kumpul-kumpul oleh warga.
"Dia sosok yang baik sama keluarga saya juga di perumahan ini dia sama temen-temennya. Di sini tempat basecamp kumpul sama temen-temennya, makan-makan gitu kan. Ya baik lah ya," ujar Ade Andriani.
"Alhamdulillah semalam kan banyak banget yang ngiringi dia sampai ke pemakaman sampai nggak berhenti-berhentinya yang doain suami saya dari mana-mana, yang nggak kenal saya semuanya pada datang," Ade Andriani menambahkan.
Menurut Ade, mendiang Sandy termasuk pribadi yang selalu ingin membantu sesama. Almarhum tidak tega mendapati orang yang sedang membutuhkan bantuan.
"Memang dia orangnya Dia orangnya tuh nggak tegaan sama orang, membantu gitu. Dia lebih cenderung Membantu orang lain," kenangnya.
Di sisi lain, Ade bingung menjelaskan kepada anaknya tentang kejadian yang menyebabkan ayah mereka meninggal dunia. Apalagi dua anaknya yang masih kecil, yang merasa heran saat melihat Sandy sudah terbungkus kain kafan.
"Itu yang berberat buat saya kemarin ya Jelasinnya seperti apa. Jadi semalem pas jenazah ayahnya dibawa ke sini biar anak-anak lihat. Anak saya yang nomor 2 umur yang tiga tahun dia tanya Ayah kenapa sekarang sudah dibungkus kain kafan dia tanya kepalanya mana, tangannya mana kok ayah pakai baju putih," kata Ade.
Jenazah Sandy Permana dimakamkan di dekat kediamannya. Jenazah langsung dimakamkan malam hari setelah dilakukan autopsi terhadap jasad almarhum.
"Makaminya di sini ini khusus pemakaman perumahan. Semalam kita makamin sekitar jam 11 malam karena selesai dari autopsi langsung dibersihin dari sana. Tinggal kita makamin semalam jam 11," ucap Ade Andriani.
Advertisement