Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan tantangan utama untuk menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung adalah konsistensi aksi nyata dalam mengimplementasikan kebijakan.
"Sebanyak 72 persen wilayah DAS Ciliwung telah berubah menjadi lahan terbangun, sehingga mengurangi daya serap air dan meningkatkan risiko banjir di wilayah hilir seperti Jakarta," ujar Hanif saat penanaman pohon di kawasan Puncak, Bogor, Kamis (16/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, pemulihan DAS Ciliwung harus dimulai dari hulu. Kawasan hulu Ciliwung yang berada di wilayah Puncak, Bogor, Jawa Barat dan sekitarnya adalah salah satu aset ekologis penting yang kini menghadapi tekanan berat akibat alih fungsi lahan, pembangunan masif, dan degradasi lingkungan.
Advertisement
Karena itu, pemulihan kawasan Puncak dinilai sangat mendesak dari ancaman alih fungsi lahan, mengingat rusaknya daerah resapan air itu akan menimbulkan masalah pada aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.
"Hulu DAS Ciliwung harus menjadi prioritas utama dalam program restorasi lingkungan. Penanaman kembali pohon-pohon yang memiliki kemampuan menyimpan cadangan air, seperti pohon endemik daerah pegunungan adalah langkah strategis. Ini bukan hanya tentang menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memastikan keberlanjutan kehidupan masyarakat di hilir," kata dia.
Hanif menerangkan, Sungai Ciliwung menyimpan potensi besar untuk menjadi solusi bagi krisis lingkungan di Jakarta.
"Namun upaya pemulihan Ciliwung tidak bisa dilakukan sendirian," kata Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) ini.
Selamatkan Jakarta Lewat Ciliwung
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, organisasi masyarakat, dan individu sangat diperlukan untuk melindungi, memulihkan serta menjaga kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
"Dengan kerja sama semua pihak dan tekad yang kuat, kita bisa memulihkan Ciliwung menjadi tulang punggung ekologi Jakarta," ujar Hanif.
Hanif berharap, rehabilitasi dan melindungi kawasan Puncak, seperti contohnya penanaman pohon di Telaga Saat, tidak hanya melestarikan sumber daya air bersih, tetapi juga membantu mencegah bencana hidrometeorologis.
"Telaga Saat adalah sumber utama aliran Sungai Ciliwung. Menyelamatkan Ciliwung berarti menyelamatkan Jakarta, menyelamatkan manusia, dan menyelamatkan peradaban," pungkasnya.
Sementara itu, aksi penanaman pohon di kawasan Gunung Mas dan Titik Nol Kilometer Sungai Ciliwung Telaga Saat, melibatkan lebih dari 1.000 peserta, terdiri dari pemerintah, pelajar, komunitas lingkungan, dan dunia usaha. Penanaman sebanyak 2.450 bibit pohon Mahoni dan Alpukat ini diinisiasi oleh PT Pertamina (Persero).
"Penanaman pohon di hulu Sungai Ciliwung ini adalah wujud nyata dari tanggung jawab kami sebagai perusahaan energi nasional terhadap lingkungan dan generasi mendatang," kata Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution.
Advertisement