Liputan6.com, Jakarta Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, anak di seluruh dunia kini menghadapi tantangan tak mudah, terlebih di tengah tantangan global saat ini. Di mana menurutnya, tak hanya minim perhatian tapi juga dihadapkan dengan rasa takut.
Adapun ini disampaikannya saat berbicara di World Leaders Summit on Children's Rights, Vatikan, pada Senin (3/2/2025) waktu setempat.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Megawati, ajang inilah bisa memperkuat hubungan antar dunia untuk lebih memperhatikan anak-anak di seluruh dunia.
Advertisement
"Saya percaya, bahwa Children’s Right yang dibahas di Roma ini memiliki legitimasi historis dan akan memperkuat harapan baru bagi masa depan anak-anak kita," tutur dia.
"Mengapa? Sebab di Roma inilah nilai-nilai cinta kasih, kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada yang miskin, atau option to the poor, selalu menjadi pegangan dalam menghadapi berbagai tantangan jaman," sambungnya.
Megawati pun mengungkapkan, Indonesia terus berusaha memenuhi hak setiap anak, di mana langkah yang diambil menjamin melalui konstitusi agar tumbuh, dan terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi.
Termasuk, amanat konsitusi ini dijalankan melalui pembentukan suatu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang ia ketika menjadi Presiden Kelima RI pada tahun 2002.
"Namun demikian, ada berbagai tantangan untuk memenuhi hak-hak tersebut. Anak-anak kita akan menanggung beban terberat akibat krisis global saat ini,” ujar Megawati.
"Krisis ini dipicu oleh perubahan iklim, kerawanan pangan, ketidakadilan digital, pertarungan geopolitik, dan kesenjangan sosial-ekonomi yang terus berlanjut," sambungnya.
Salah Satu Tantangan yang Dihadapi
Megawati pun memberikan contoh, tantangan global yang dihadapi yaitu soal perubahan iklim. Misalnya, di Indonesia saja sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia semakin sering menghadapi bencana ekologis.
Tentu kesemuanya memengaruhi akses terhadap pendidikan, kesehatan, pangan dan gizi, serta kerusakan tatanan kehidupan seperti infrastruktur sekolah.
"Dampaknya, anak-anak yang miskin dan sudah terpinggirkan menjadi semakin rentan," kata dia.
Advertisement
Masalah Digitalisasi
Megawati pun juga menyinggung soal kesenjangan digital juga telah menciptakan penjajahan bentuk baru.
Meskipun teknologi ini menawarkan peluang besar untuk belajar dan berkembang, kurangnya akses dan literasi yang merata semakin memperbesar kesenjangan yang ada.
Dalam kesempatan ini, Megawati didampingi puteranya Mohamad Rizki Pratama dan puterinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Bintang Puspayoga, Dubes Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, dan Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus pun membuka langsung pertemuan World Leaders Summit on Children's Rights di Vatikan.