Banyaknya penumpang yang tidak melewati pintu keluar stasiun menyebabkan hilangnya kartu e-Ticket single trip. Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta Tulus Abadi mengatakan, kehilangan terjadi karena para penumpang menggunakan 'jalan tikus' ketika keluar stasiun. Sehingga tidak mengembalikan kartu kepada petugas stasiun.
"Penumpang-penumpang kereta banyak yang tidak sabar, mereka setelah beli tiket lalu naik kereta. Sampai di stasiun tujuan, mereka keluar melewati 'jalan tikus' yang ada di setiap stasiun," kata Tulus Abadi di Gedung Prasada Sasanan Karya, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Untuk mencegah hal tersebut lebih meluas, Tulus meminta kepada PT KAI untuk menutup akses 'jalan tikus' yang ada di setiap stasiun kereta api. Dengan cara itu bisa menjadikan stasiun sebagai area steril dari penumpang-penumpang nakal.
"Solusi instannya menjadikan stasiun menjadi area steril. 'Jalan-jalan tikus' itu harus ditutup," tambah dia.
Infrastruktur adalah persiapan awal guna menjalankan tarif progressif yang dicanangkan PT KAI secara maksimal. "Saya kira persiapan infratstruktur itulah hal yang pertama untuk menjalan tarif progressif," jelas Tulus.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Yonan mengungkapkan, pihaknya mencatat sebanyak 700 ribu Kartu Single Trip (sekali jalan) dari 1,1 juta kartu yang tersedia, hilang tidak dikembalikan penumpang .
Menurutnya, penumpang yang tak mengembalikan kartu itu kemungkinan tidak melewati pintu keluar. Mereka sudah terbiasa keluar melalui jalur rel atau pun 'pintu tikus' dengan alasan jalan raya lebih dekat. (Sul/Mut)
"Penumpang-penumpang kereta banyak yang tidak sabar, mereka setelah beli tiket lalu naik kereta. Sampai di stasiun tujuan, mereka keluar melewati 'jalan tikus' yang ada di setiap stasiun," kata Tulus Abadi di Gedung Prasada Sasanan Karya, Jakarta, Senin (8/7/2013).
Untuk mencegah hal tersebut lebih meluas, Tulus meminta kepada PT KAI untuk menutup akses 'jalan tikus' yang ada di setiap stasiun kereta api. Dengan cara itu bisa menjadikan stasiun sebagai area steril dari penumpang-penumpang nakal.
"Solusi instannya menjadikan stasiun menjadi area steril. 'Jalan-jalan tikus' itu harus ditutup," tambah dia.
Infrastruktur adalah persiapan awal guna menjalankan tarif progressif yang dicanangkan PT KAI secara maksimal. "Saya kira persiapan infratstruktur itulah hal yang pertama untuk menjalan tarif progressif," jelas Tulus.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Yonan mengungkapkan, pihaknya mencatat sebanyak 700 ribu Kartu Single Trip (sekali jalan) dari 1,1 juta kartu yang tersedia, hilang tidak dikembalikan penumpang .
Menurutnya, penumpang yang tak mengembalikan kartu itu kemungkinan tidak melewati pintu keluar. Mereka sudah terbiasa keluar melalui jalur rel atau pun 'pintu tikus' dengan alasan jalan raya lebih dekat. (Sul/Mut)