Sudah 4 Kali Naik Haji Malah Dapat BLSM

Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) terbukti tak tepat sasaran.

oleh Riz diperbarui 23 Jul 2013, 11:32 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2013, 11:32 WIB
blsm-130723b.jpg

Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kembali tidak tepat sasaran. Hal ini terjadi di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Ada orang yang sudah meninggal dunia malah terdata sebagai penerima BLSM. Ada juga seorang kaya raya dan sudah 4 kali naik haji mendapat bantuan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM itu.

Orang kaya yang terdata sebagai penerima BLSM terungkap dalam dialog interaktif antara perwakilan warga dan tokoh masyarakat di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Pademawu dan Kecamatan Galis, Pamekasan.

"Ini jelas-jelas menunjukkan bahwa data penerima bantuan memang banyak yang tidak valid dan perlu direvisi oleh pemerintah pusat," kata Bupati Pamekasan Achmad Syafii, Selasa (23/7/2013).

Dia menjelaskan, banyaknya penerima bantuan yang tidak sesuai ketentuan tidak hanya terjadi di 1 kecamatan saja, akan tetapi hampir merata di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.

Sementara warga yang telah meninggal dunia terdata sebagai penerima BLSM terjadi di Dusun Daporah, Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan. Di dusun itu, Sahri yang telah meninggal dunia beberapa bulan lalu, masih terdata sebagai penerima bantuan.

Jumlah penerima BLSM di Kabupaten Pamekasan sebanyak 86.397 rumah tangga sasaran (RTS) dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Batumarmar sebanyak 13. 634 RTS dan Kecamatan Proppo sebanyak 10. 974 RTS.

Lalu Kecamatan Waru, Pegantenan, dan Palengaan dengan alokasi lebih dari 8 ribu RTS. Sedangkan jumlah penerima bantuan paling sedikit ialah di Kecamatan Galis, yakni sebanyak 2.111 RTS.

Achmad Syafii memperkirakan, dari jumlah itu, hanya sekitar 60 persen saja yang tepat sasaran. Sedangkan sekitar 40 sisanya salah sasaran.

"Oleh karenanya, kami mengambil kebijakan sementara ini memperbolehkan aparat desa mengalihkan bantuan, apabila memang ditemukan adanya bantuan yang tidak tepat sasaran," jelas Achmad Syafii. (Ant/Riz/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya