Sopir truk, Amir (42) yang menjadi saksi penembakan Aipda Anumerta Sukardi tidak menyangka petugas yang mengawal truk yang dikemudikannya beserta 5 truk lainnya, tewas ditembak. Ia mengira suara letusan beberapa kali itu adalah bunyi petasan.
Ia baru menyadari suara itu adalah tembakan setelah melihat Aipda Sukardi terkapar di jalur lambat Jalan Rasuna Said tepat di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Sukardi tewas dengan 4 kali tembakan
"Saya kira itu suara petasan, nggak tahunya suara tembakan. Truk yang di depan langsung minggir ke kiri, saya juga pinggirkan truk. Saya langsung turun dan lihat Sukardi sudah tergeletak di jalanan," kata Amir di Kuningan, Jakarta Selatan.
Amir menuturkan tubuh Sukardi terutama bagian kaki kanannya terjepit badan motor setelah terjatuh ditembak pelaku. Tubuh korban juga lemas tak berdaya dan terus mengeluarkan darah di atas aspal.
"Saya lihatnya begitu, sudah tiduran saja dia (Sukardi) di aspal. Kaki kanannya terjepit badan motor. Langsung banyak orang yang mengerubungi di situ," imbuh Amir.
Namun, Amir mengaku tak bisa mengenali pelaku penembakan. Ia juga tidak tahu secara jelas kronologi awal terjadinya penembakan.
"Saya tidak tahu persis mas, cuma saya tahu korban sudah tiduran saja di jalanan. Saya juga tidak melihat adanya motor yang mengebut karena saya fokus nyetir. Saat itu kondisi jalan juga lengang banyak motor yang lewat," tukas Amir.
Kawal
Amir menambahkan dirinya baru pertama kali bertemu Aipda Sukardi di Plumpang, Jakarta Utara, malam kejadian sekitar pukul 21.00 WIB. Ia dan kelima rekannya yang sopir bertugas mengambil barang berupa besi membuat elevator yang akan diantar ke Rasuna Tower dari Tanjung Priok. Dan Aipda Sukardi lah yang mengawal mereka dari Tanjung Priok menuju Rasuna Tower.
"Saya sama sopir-sopir yang lain janjian di Plumpang sama pak polisi itu untuk mengawal truk kita. Ketemunya cuma begitu saja mas, saya di dalam truk dia nyamperin saya. "Gimana mas udah siap jalan, kalo udah ayo berangkat', " kata Amir menirukan ucapan Sukardi.
Amir menambahkan sebelum kejadian juga tak sesuatu yang mencurigakan. Menurutnya keenam truk berjalan beriringan dengan jarak sekitar 200 meter. Tetapi, ketika sampai di Jalan HR Rasuna Said ketika pukul 22.15 WIB, Amir kaget mendengar letupan senjata yang dikiranya petasan. (Adi)
Ia baru menyadari suara itu adalah tembakan setelah melihat Aipda Sukardi terkapar di jalur lambat Jalan Rasuna Said tepat di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Sukardi tewas dengan 4 kali tembakan
"Saya kira itu suara petasan, nggak tahunya suara tembakan. Truk yang di depan langsung minggir ke kiri, saya juga pinggirkan truk. Saya langsung turun dan lihat Sukardi sudah tergeletak di jalanan," kata Amir di Kuningan, Jakarta Selatan.
Amir menuturkan tubuh Sukardi terutama bagian kaki kanannya terjepit badan motor setelah terjatuh ditembak pelaku. Tubuh korban juga lemas tak berdaya dan terus mengeluarkan darah di atas aspal.
"Saya lihatnya begitu, sudah tiduran saja dia (Sukardi) di aspal. Kaki kanannya terjepit badan motor. Langsung banyak orang yang mengerubungi di situ," imbuh Amir.
Namun, Amir mengaku tak bisa mengenali pelaku penembakan. Ia juga tidak tahu secara jelas kronologi awal terjadinya penembakan.
"Saya tidak tahu persis mas, cuma saya tahu korban sudah tiduran saja di jalanan. Saya juga tidak melihat adanya motor yang mengebut karena saya fokus nyetir. Saat itu kondisi jalan juga lengang banyak motor yang lewat," tukas Amir.
Kawal
Amir menambahkan dirinya baru pertama kali bertemu Aipda Sukardi di Plumpang, Jakarta Utara, malam kejadian sekitar pukul 21.00 WIB. Ia dan kelima rekannya yang sopir bertugas mengambil barang berupa besi membuat elevator yang akan diantar ke Rasuna Tower dari Tanjung Priok. Dan Aipda Sukardi lah yang mengawal mereka dari Tanjung Priok menuju Rasuna Tower.
"Saya sama sopir-sopir yang lain janjian di Plumpang sama pak polisi itu untuk mengawal truk kita. Ketemunya cuma begitu saja mas, saya di dalam truk dia nyamperin saya. "Gimana mas udah siap jalan, kalo udah ayo berangkat', " kata Amir menirukan ucapan Sukardi.
Amir menambahkan sebelum kejadian juga tak sesuatu yang mencurigakan. Menurutnya keenam truk berjalan beriringan dengan jarak sekitar 200 meter. Tetapi, ketika sampai di Jalan HR Rasuna Said ketika pukul 22.15 WIB, Amir kaget mendengar letupan senjata yang dikiranya petasan. (Adi)