"Sebelumnya kita konsen untuk menangkap kedua tersangka dengan bantuan media dan dukungan masyarakat. Tapi malah itu dimanfaatkan sindikat kuat," ujar Ronny dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).
Semakin kuat suatu sindikat, jelas Ronny, begitu ciri-ciri tersangka diungkap ke publik, maka sindikat tersebut akan semakin melindungi temannya tersebut.
"Sekarang, setelah ditangkap baru kami informasikan ke publik," ungkap Ronny.
Aksi penembakan aparat terjadi belakangan ini. Diawali pada 27 Juli 2013, anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Sepekan kemudian pada 7 Agustus 2013, anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna juga ditembak di Gang Mandor Jalan Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.
Lalu pada 16 agustus 2013, anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana ditembak. Penembakan terhadap keduanya terjadi di Jalan Graha Indah Pondok Aren Tangerang Selatan.
Terakhir pada 10 September, anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Bripka Sukardi ditembak di depan Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta. Ia pun meninggal dunia di lokasi kejadian.
Baca Juga
Sementara korban penembakan polisi yang selamat, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan Kusuma ditembak di tempat pencucian mobil Arema, Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Advertisement