Wilfrida Soik, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Belu, Nusa Tenggara Timur, terancam hukuman mati di Malaysia. Kini, ia menjalani persidangan di Mahkamah Tinggi Malaya, Kota Bharu, Kelantan dengan agenda putusan sela.
Wilfrida yang berangkat dari Penjara Pengkalan Chepa, Kota Bharu, Kelantan, tiba di pengadilan sekitar pukul 08.30 waktu setempat, Senin (30/9/2013). Dengan menggunakan kaos abu-abu dibalut blazer hitam, Wilfrida langsung disambut seorang pastor dan kedua orangtuanya yang datang dari Belu, NTT.
Mereka menunggu gadis belia 17 tahun itu di ruang tunggu saksi yang berada di pengadilan Mahkamah Tinggi Malaya. Ketika melihat kedua orangtuanya yang tua renta, Wilfrida langsung memeluk dengan erat sambil meneteskan air mata.
Sebelum masuk ke ruang persidangan, Wilfrida terlebih dahulu didoakan oleh sang pastor yang mendampingi orangtuanya. Saat didoakan, Wilfrida menundukkan kepalanya dengan khusuk sambil mendengarkan doa.
Usai didoakan, Wilfrida menyalami kedua orangtuanya seiring namanya dipanggil pihak kepolisian untuk masuk ke ruang sidang. Dengan wajah yang cukup tegang Wilfrida terdiam dan langsung menangis.
Saat di ruang sidang, Wilfrida langsung disambut Prabowo Subianto. Eks Danjen Kopassus itu menggenggam bahu Wilfrida, membisikkan dengan memberikan kata-kata yang dapat memberikannya semangat.
Wilfrida kemudian duduk di bangku pengunjung sidang, di barisan depan, ditemani seorang perwakilan pemerintah RI. Wajahnya datar, lebih sering menunduk. Sesekali dia berbicara dengan orang yang duduk di sampingnya. (Mut/Yus)
Wilfrida yang berangkat dari Penjara Pengkalan Chepa, Kota Bharu, Kelantan, tiba di pengadilan sekitar pukul 08.30 waktu setempat, Senin (30/9/2013). Dengan menggunakan kaos abu-abu dibalut blazer hitam, Wilfrida langsung disambut seorang pastor dan kedua orangtuanya yang datang dari Belu, NTT.
Mereka menunggu gadis belia 17 tahun itu di ruang tunggu saksi yang berada di pengadilan Mahkamah Tinggi Malaya. Ketika melihat kedua orangtuanya yang tua renta, Wilfrida langsung memeluk dengan erat sambil meneteskan air mata.
Sebelum masuk ke ruang persidangan, Wilfrida terlebih dahulu didoakan oleh sang pastor yang mendampingi orangtuanya. Saat didoakan, Wilfrida menundukkan kepalanya dengan khusuk sambil mendengarkan doa.
Usai didoakan, Wilfrida menyalami kedua orangtuanya seiring namanya dipanggil pihak kepolisian untuk masuk ke ruang sidang. Dengan wajah yang cukup tegang Wilfrida terdiam dan langsung menangis.
Saat di ruang sidang, Wilfrida langsung disambut Prabowo Subianto. Eks Danjen Kopassus itu menggenggam bahu Wilfrida, membisikkan dengan memberikan kata-kata yang dapat memberikannya semangat.
Wilfrida kemudian duduk di bangku pengunjung sidang, di barisan depan, ditemani seorang perwakilan pemerintah RI. Wajahnya datar, lebih sering menunduk. Sesekali dia berbicara dengan orang yang duduk di sampingnya. (Mut/Yus)