Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand (BoT) pada hari ini (17/2) menyepakati harmonisasi Pedoman Operasional Kerangka Kerja Transaksi Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction Framework Operational Guidelines/LCTF OG).
Kesepakatan hari ini juga memperluas cakupan transaksi lintas batas, dari yang sebelumnya mengatur perdagangan barang, jasa dan investasi langsung, selanjutnya akan mencakup transaksi investasi portofolio. Langkah ini menunjukkan komitmen ketiga negara untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi regional.
Baca Juga
"Penyelarasan pedoman operasional ini akan meningkatkan konsistensi, skalabilitas, dan efisiensi fasilitasi transaksi mata uang lokal di ketiga negara. Penyelarasan ini mengkonsolidasikan beberapa pedoman bilateral sehingga proses transaksi akan lebih efisien dan transparan, baik untuk lembaga keuangan maupun penggunanya," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulis, Senin (17/2/2025).
Advertisement
Perluasan cakupan transaksi juga akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi para investor untuk bertransaksi dalam mata uang lokal dan memitigasi risiko nilai tukar.
Sejalan dengan harmonisasi pedoman operasional dan perluasan cakupan transaksi tersebut, ketiga bank sentral mendorong bank-bank komersial yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dan mendukung perluasan LCTF dimaksud.
Perbankan dimaksud akan berperan penting dalam memfasilitasi transaksi mata uang lokal. Sejalan dengan itu, perbankan dalam hal ini akan mendapatkan manfaat berupa perluasan kapasitas dan jaringan lintas batas. Penguatan ini diharapkan terus meningkatkan transaksi perdagangan bilateral dalam mata uang lokal di Indonesia, Malaysia, dan Thailand  sebagaimana peningkatan yang terjadi sejak implementasi LCTF pada awal 2018.
BI Tawarkan 3 Alternatif Penempatan Devisa Hasil Ekspor, Simak Daftarnya
Bank Indonesia (BI) resmi menambah tiga instrumen baru untuk penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA). Dengan adanya tambahan ini, total instrumen yang tersedia untuk eksportir menjadi lima, dari sebelumnya hanya dua instrumen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan selama ini, eksportir yang menerima hasil ekspor dalam bentuk valas dapat menempatkannya dalam rekening khusus (reksus), kemudian bisa digunakan untuk berbagai instrumen seperti term deposit dan swap valas.
Menurut Perry, dengan adanya tambahan tiga instrumen baru ini, eksportir kini memiliki lebih banyak pilihan untuk mengelola DHE SDA mereka.
"Dari Bank Indonesia, kami akan menambah 3 instrumen baru. Selama ini ada 2 instrumen. Jadi para eksportir setelah menerima rekening khusus, memasukkan, bisa menempatkan dalam deposito valas di bank," kata Perry dalam konferensi pers terkait DHE SDA di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Penempatan DHE
Adapun 3 penempatan baru DHE SDA, diantaranya, pertama, Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). Bank Indonesia akan menerbitkan sekuritas valas dengan jangka waktu 6, 9, dan 12 bulan.
Kata Perry, sekuritas ini dapat diperdagangkan di pasar sekunder, memungkinkan eksportir untuk membeli SVBI melalui bank dan memperdagangkannya jika diperlukan.
"Kami akan menerbitkan sekuritas valas Bank Indonesia. Jangka waktunya 6, 9, 12 (bulan). Sehingga eksportir setelah masuk rekening khusus, bisa di tem deposit tadi, bisa juga dibelikan sekuritas valas Bank Indonesia," ujarnya.
Â
Advertisement
Instrumen Baru Lainnya
Kedua, selain sekuritas, BI juga akan menerbitkan sukuk valas dengan jangka waktu yang sama, yaitu 6, 9, dan 12 bulan. Sukuk ini merupakan instrumen syariah yang juga bisa diperdagangkan di pasar valas domestik. Dengan demikian, eksportir yang menginginkan instrumen keuangan berbasis syariah dapat memilih SUVBI.
"Kalau tadi sekuritas valas ini sukuk. Instrumen syariah. Sama 6, 9, 12 bulan para eksportir bisa membeli SUVBI, sukuk valas Bank Indonesia, dan ini juga bisa diperdagangkan di pasar valas domestik," jelasnya.
Ketiga, Bank Indonesia memperluas instrumen FX swap yang telah ada sebelumnya. Eksportir dapat menggunakan rekening khusus, term deposit, SVBI, atau SUVBI sebagai dasar untuk melakukan swap valas, mengkonversi valas menjadi rupiah sesuai kebutuhan jangka pendek mereka.
"Itu yang sehingga dari Bank Indonesia akan jadi 5 instrumen. Term deposit, kemudian juga SVBI, SUVBI, kemudian swap valas bisa pakai term deposit, bisa pakai SVBI, bisa SUVBI," jelasnya.
Diketahui, sebelumnya eksportir hanya bisa menempatkan DHE SDA pada dua instrumen saja, yakni term depositt (TD) dan FX Swap.
Â
